REPUBLIKA.CO.ID, SURABAYA -- Pemerintah Provinsi (Pemprov) Jawa Timur menyayangkan maraknya biro perjalanan haji atau umrah yang tidak resmi.
Sekretaris Daerah Provinsi Jatim Rasiyo saat membuka pameran haji dan umrah Nurani 2013 di Atrium City of Tomorrow (CITO) Surabaya, Jatim, mengatakan, pameran ini merupakan penyelenggaraan tahun ke-10.
“Kegiatan ini patut untuk diapresiasi karena dapat menjadi sarana informasi dan sosialisasi bagi masyarakat Jatim mengenai perjalanan ibadah haji dan umrah,” kata dia. Apalagi, kata Rasiyo, setiap tahunnya semakin banyak masyarakat yang menginginkan untuk beribadah haji atau umrah.
Namun dia menyayangkan semakin banyak masyarakat yang tertarik untuk beribadah haji atau umrah, ternyata diikuti dengan maraknya travel-travel yang tidak resmi. Padahal travel itu telah merugikan masyarakat.
"Travel yang tidak resmi atau tidak memiliki izin ini ketika ada masalah tidak mampu bertanggung jawab kepada peserta travel yang telah mendaftar," ujarnya.
Untuk itu ia berharap agar travel resmi seperti yang ada di pameran tersebut harus mampu memberikan pengetahuan dan informasi mengenai pelaksanaan serta perjalanan ibadah haji dan umrah. Kepada masyarakat, ia juga berpesan agar tidak mudah terkecoh dengan travel-travel yang tidak memiliki izin. Sehingga diharapkan masyarakat tidak lagi dirugikan.
Lebih lanjut dia mengatakan, penyelenggara ibadah haji dan umrah harus dapat bekerja secara profesional.
“Pendaftar atau masyarakat harus dibimbing, diberi petunjuk sebelum dan saat berada di tempat ibadah, diberikan kepercayaan tinggi, penyelenggaraan yang baik,” tuturnya.
Travel atau biro perjalanan yang mengikuti pameran ini sebanyak 34 travel seperti Maburo, Persada Indonesia, Safira, Cakra Mandiri, dan sebagainya.