REPUBLIKA.CO.ID, TASHKENT -- Uzbekistan akan menjadi negara Asia Tengah pertama yang membangun Pembangkit Listrik Tenaga Surya (PLTS) dalam upaya untuk mengembangkan energi bersih di wilayah tersebut, kata kepala Bank Pembangunan Asia (ADB) baru-baru ini.
"Awal pekan ini Dewan Direksi ADB menyetujui pinjaman lebih dari 110 juta USD untuk membiayai pembangunan fasilitas itu," kata Presiden ADB Takehiko Nakao.
Berbicara di sebuah forum di ibukota Tashkent, Nakao mengatakan proyek ini akan menjadi "yang terbesar di Asia Tengah dan salah satu yang terbesar di dunia."
Pembangkit dengan 100-megawatt ini akan dibangun oleh perusahaan energi negara Uzbekenergo di tanah seluas 400 Ha di Samarkand.
Total biaya proyek diperkirakan 300 juta USD.
Presiden Uzbekistan Islam Karimov mengatakan, negaranya berencana untuk membangun beberapa pembangkit dan enam daerah sedang dalam studi kelayakan oleh para ahli ADB.
Dengan 320 hari durasi sinar matahari per tahun, geografi dan kondisi iklim Uzbekistan dinilai menguntungkan untuk tenaga surya.
Pada tahun 2012, Uzbekistan dan ADB membuka fasilitas penelitian energi surya internasional di Tashkent. Negara ini berambisi menjadi eksportir energi surya.
Tahun depan Uzbekistan, dengan bantuan dari perusahaan China, berencana memproduksi suku cadang panel dan kolektor surya untuk PLTS dan aplikasi lainnya.