MANILA -- Menurut pantauan ABC, masyarakat Filipina yang baru diterpa badai Topan Haiyan tampak lebih yakin akan dampak negatif perubahan iklim ketimbang masyarakat Australia.
Badai Topan Haiyan menghantam Filipina pada awal November. Akibatnya, ribuan orang tewas dan jutaan lainnya kehilangan tempat tinggal.
Tanggal 12 November, empat hari setelah bencana tersebut, delegasi utama Filipina untuk konferensi perubahan iklim PBB di Warsawa, Polandia, Yeb Sano, menyerukan agar diambil tindakan tegas untuk mencegah lebih banyak lagi badai topan 'super' melanda.
Saat membuat seruan tersebut, Yeb tak kuasa menahan air mata. Ia bercerita bahwa saudara-saudaranya di kota Tacloban, yang mengalami kerusakan paling parah akibat badai, masih belum bisa ditemukan.