REPUBLIKA.CO.ID, BENGHAZI -- Pasukan Libya yang berusaha menegakkan pengawasan atas seluruh negara itu terlibat baku tembak dengan kelompok garis keras di kota Banghazi pada Senin waktu setempat. Baku tembak menewaskan setidaknya sembilan orang.
Tentara baru Libya yang masih dilatih menghadapi satu tantangan dari kelompok garis keras Islam dan milisi yang ikut berperang dalam pemberontakan terhadap orang kuat Muammar Gaddafi tetapi menolak dilucuti senjatanya dan menguasai bagian-bagian dari negara itu.
Suara tembakan dan ledakan dapat terdengar dari Benghazi dan asap tebal membumbung dari daerah Ras Obeida. Tentara memerintahkan penduduk tidak berada di jalan-jalan kota itu.
''Baku tembak meletus ketika satu kesatuan pasukan khusus angkatan darat mengejar seorang tersangka ke satu daerah di mana kelompok garis keras Islam Ansar al-Sharia mengoperasikan pos-pos pemeriksaannya sendiri,'' kata para pejabat keamanan kota Benghazi.
Kota pelabuhan itu dihantam gelombang serangan bom mobil dan pembunuhan-pembunuhan. ''Setidaknya sembilan orang tewas dan 49 orang lainnya cedera dalam pertempuran itu,'' kata pemerintah Tripoli dalam satu pernyataan.
''Pemerintah mendesak penduduk Benghazi tenang sampai pasukan keamanan dapat membantu keamanan," kata pernyataan itu.
''Kelompok Islam itu menyalahkan tentara atas aksi kekerasan itu dan mengatakan pasukan khusus melepaskan tembakan ke patroli Ansar,'' kata satu pernyataan yang dipantau oleh badan SITE yang mengawasi kelompok-kelompok Islam.