Rabu 27 Nov 2013 15:24 WIB

Peneliti Pangan se-Asia Bahas Isu Ketahanan Pangan

Rep: Ita Nina Winarsih / Red: Djibril Muhammad
Lahan pertanian, salah satu faktor penopang ketahanan pangan nasional (ilustrasi)
Foto: banten.go.id
Lahan pertanian, salah satu faktor penopang ketahanan pangan nasional (ilustrasi)

REPUBLIKA.CO.ID, BALI -- Lembaga Ilmu Pengetahuan Indonesia (LIPI), menggelar simposium internasional se Asia atau Head of Research Councils in Asia (The 5th ASIAHORCs).

Simposium ini, membahas tentang ketahanan pangan. Mengingat, ke depan dunia terancam kekurangan bahan pangan seiring dengan bertambahnya jumlah penduduk.

Sekertaris Utama LIPI Akmadi Abbas, mengatakan, simposium ini dihadiri puluhan peneliti, akademisi, praktisis, dan pejabat pengambil kebijakan dari berbagai negara di Asia.

Adapun negara yang hadir dalam simposium ini, di antaranya Cina, India, Jepang, Korea Selatan, Malaysia, Thailand, serta Singapura.

"Kami berkumpul di Bali ini, untuk membahas soal ketahanan pangan," ujarnya, Rabu (27/11).

Menurut dia, negara-negara di Asia mengalami perkembangan ekonomi yang pesat. Serta, pendapatan yang tinggi dalam beberapa tahun terakhir. Seiring dengan hal itu, kebutuhan akan bahan pangan juga turut meningkat. Kebutuhan ini, tentunya bisa mengancam ketahanan pangan yang ada saat ini.

"Oleh karena itu, peran teknologi di bidang pangan sangat signifikan untuk mengatasi masalah tersebut," ujarnya.

Yuk koleksi buku bacaan berkualitas dari buku Republika ...
Advertisement
Yuk Ngaji Hari Ini
يَسْتَفْتُوْنَكَۗ قُلِ اللّٰهُ يُفْتِيْكُمْ فِى الْكَلٰلَةِ ۗاِنِ امْرُؤٌا هَلَكَ لَيْسَ لَهٗ وَلَدٌ وَّلَهٗٓ اُخْتٌ فَلَهَا نِصْفُ مَا تَرَكَۚ وَهُوَ يَرِثُهَآ اِنْ لَّمْ يَكُنْ لَّهَا وَلَدٌ ۚ فَاِنْ كَانَتَا اثْنَتَيْنِ فَلَهُمَا الثُّلُثٰنِ مِمَّا تَرَكَ ۗوَاِنْ كَانُوْٓا اِخْوَةً رِّجَالًا وَّنِسَاۤءً فَلِلذَّكَرِ مِثْلُ حَظِّ الْاُنْثَيَيْنِۗ يُبَيِّنُ اللّٰهُ لَكُمْ اَنْ تَضِلُّوْا ۗ وَاللّٰهُ بِكُلِّ شَيْءٍ عَلِيْمٌ ࣖ
Mereka meminta fatwa kepadamu (tentang kalalah). Katakanlah, “Allah memberi fatwa kepadamu tentang kalalah (yaitu), jika seseorang mati dan dia tidak mempunyai anak tetapi mempunyai saudara perempuan, maka bagiannya (saudara perempuannya itu) seperdua dari harta yang ditinggalkannya, dan saudaranya yang laki-laki mewarisi (seluruh harta saudara perempuan), jika dia tidak mempunyai anak. Tetapi jika saudara perempuan itu dua orang, maka bagi keduanya dua pertiga dari harta yang ditinggalkan. Dan jika mereka (ahli waris itu terdiri dari) saudara-saudara laki-laki dan perempuan, maka bagian seorang saudara laki-laki sama dengan bagian dua saudara perempuan. Allah menerangkan (hukum ini) kepadamu, agar kamu tidak sesat. Allah Maha Mengetahui segala sesuatu.”

(QS. An-Nisa' ayat 176)

Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement