REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- PT Tambang Batu Bara Bukit Asam Tbk (PTBA) menyiapkan dana senilai Rp 2,5-3 triliun untuk belanja modal 2014. Belanja modal ini dipakai untuk sejumlah keperluan perseroan dalam meningkatkan kinerja di tahun selanjutnya.
Direktur Utama PTBA Milawarma mengatakan, belanja modal tahun depan 36,36 persen lebih banyak ketimbang tahun ini. "Belanja modal dipakai untuk ekspansi pembangkit listrik dan tambang," jata Milawarma, Rabu (27/11) malam.
Kenaikan belanja modal diharapkan dapat menaikkan penjualan batu bara perusahaan tambang milik pemerintah tersebut sebesar 25 persen menjadi 25 juta ton. Tahun ini diproyeksikan penjualan hanya sekitar 20 juta ton.
Sejalan dengan peningkatan penjualan, PTBA juga meningkatkan kapasitas produksi menjadi 22,7 juta ton dari sebelumnta 20 juta ton. Untuk mendukung peningkatan target produksi, PTBA akan merealisasikan kerja sama pengadaan gerbong kereta api dengan PT Kereta Api Indonesia (KAI).
Sekretaris Perusahaan Bukit Asam Joko Pramono mengatakan, pemenuhan perjanjian antara perseroan dan KAI akan terealisasi tahun depan. PTBA akan mendapatkan tambahan 230 gerbong kereta dan 44 lokomotif. Diharapkan ini dapat meningkatkan kapaitas produksi secara optimal.
Terkait harga batu bara, Joko menjelaskan saat ini harga komoditas tersebut mulai menunjukkan perbaikan. Harga jual rata-rata PTBA hingga akhir tahun diproyeksikan 80 dolar AS per tahun. Selain meningkatkan produksi, tahun depan PTBA juga akan melakukan pembangunan pembangkit listrik berkapasitas 2 x 620 megawatt.
Pembangunan yang merupakan kerja sama dengan China Huadian ini akan masuk tahap konstruksi di awal 2014. PTBA juga mulai masuk ke bisnis coal bed methane (CBM).
Joko mengatakan, saat ini masih dalam tahap eksplorasi di lokasi tambang Tanjung Enim. Dengan cadangan sebesar 0,8 triliun TCF, proyek ini dapat menghasilkan gas sebesar 40 MMSCF per hari. "Ini setara dengan kebutuhan bahan bakar untuk PLTU berkapasitas 200 megawatt," kata Joko.