REPUBLIKA.CO.ID, PEKANBARU -- Aparat Kepolisian Resor Kabupaten Pelalawan, Riau, tengah melakukan penyelidikan atas tewasnya seorang pelajar Kusman Haryai Ardiman (15), warga Kecamatan Langgam setelah terseret arus sungai selama dua hari.
"Kita akan mempelajari apakah kematian korban murni karena kecelakaan terseret arus atau ada unsur lain," kata seorang perwira polisi di Reskrim Polres yang enggan disebutkan namanya, Kamis.
Kusman dinyatakan hilang oleh pihak keluarga sejak Ahad (24/11) usai terseret arus Sungai Kampar dan baru ditemukan pada Selasa (26/11) oleh tim Badan SAR Nasional Pekanbaru.
Kronologi hilangnya korban menurut saksi-saksi berawal ketika pada Ahad (24/11) sekitar pukul 17.30 WIB dia bersama empat orang temannya berenang di Sungai Kampar tidak jauh dari rumahnya.
Tiba-tiba, kata saksi Alpan, korban kemudian terseret arus dan berteriak meminta tolong kepada rekan-tekannya.
Waktu itu Alpan bersama korban dan tiga rekan lainnya berada di aliran Sungai Kampar untuk mandi bersama dan bersenang-senang.
Mendengar teriakan meminta tolong itu, saksi dalam laporan di kepolisian mengaku bergegas membantu korban dengan cara memegang tangan korban.
Namun karena arus yang deras, kata dia, tangan korbanpun terlepas hingga Kusman hanyut.
Korban menurut saksi ketika itu kemudian tenggelam hingga tak lagi ditemukan. "Saya bersama teman-teman kemudian meminta bantuan warga," kata dia.
Ketika itu, aparat kepolisian setempat turut mengawal pencarian oleh warga, namun tidak ada hasil.
Hingga kemudian, menurut informasi kepolisian, tim dari Badan SAR Nasional Kota Pekanbaru turun ke lokasi kejadian untuk bersama-sama dengan warga mencari korban.
Pada Selasa (26/11) atau setelah dua hari korban terseret arus, aparat bersama warga akhirnya menemukannya dalam kondisi tak bernyawa.
Lokasi penemuan menurut warga yakni berjarak sekitar 20 meter dari pertama kali korban terseret arus deras.