REPUBLIKA.CO.ID, TRIPOLI -- Lebih 40 orang tewas pada Kamis dalam ledakan di sebuah depot militer Libya selatan setelah penduduk setempat mencoba untuk mencuri amunisi. Demikian kata para pejabat setempat.
Insiden menyoroti gejolak di Libya di mana pemerintah sedang berusaha untuk memulihkan ketertiban di negara produsen minyak itu. Libya dibanjiri dengan senjata setelah penggulingan Muammar Gaddafi pada 2011.
''Ledakan di Brak al-Chati, dekat kota utama selatan Sabha, terjadi setelah sekelompok 43 penduduk setempat dan Afrika memasuki depot militer untuk mencuri amunisi,'' kata seorang pejabat keamanan.
''Korban bisa meningkat lebih lanjut karena depot masih dilalap api dan orang-orang mungkin terperangkap di dalamnya,'' kata pejabat itu.
Militer Libya, yang baru terbentuk, berjuang untuk mengamankan pangkalan-pangkalan militer dan mengekang gerilyawan, milisi dan geng yang berperang dalam pemberontakan melawan Gaddafi namun menolak untuk melucuti dan menguasai bagian-bagian negara.