REPUBLIKA.CO.ID, CIGANJUR -- Sejak naiknya harga gas bermuatan 12 kg, banyak warga yang merasa resah. Namun untuk stok, beberapa agen di Ciganjur merasa masih stabil. "Di sini stok stabil," ungkap Sutarno (62), pegawai Agen Elpiji Pertamina PT Kamal Putratama kepada RoL, Jumat (6/12).
Menurut Sutarno, permintaan terhawdap gas pun masih sama. Ia mengaku baru mengalami kenaikan harga gas sejak Kamis (5/12). Menurutnya, harga gas naik dari sebelumnya Rp 75 ribu menjadi menjadi Rp 78 ribu
Kestabilan stok gas dirasakan pangkalan gas elpiji yang ada di daerah Kukusan, Depok. Rudi (30 tahun) penjual gas di bilangan Kukusan, Depok mengatakan, meskipun harga naik, stoknya masih terbilang cukup. "Jumlahnya sama saja. Hanya banyak warga yang protes," ungkap Rudi.
Dia mengatakan, harga gas 12 kilogram, naik dari sebelumnya Rp 80 ribu menjadi Rp 85 ribu. Kenaikan harga tersebut, menurutnya membuat permintaan gas sedikit berkurang sekitar 30 persen.
Pangkalan gas yang sehari-harinya disupplai dari agen di daerah Sawangan, Depok, ini mengaku tidak mendapatkan informasi apa-apa saat kenaikan harga.
Sejak Senin (2/12), ia baru mendapatkan pemberitahuan bahwa gas naik. ‘’Waktu mereka datang, langsung bilang harga udah naik. Saya kaget," katanya.
Syahril (51), Pedagang Rumah Makan Pondok Salero turut kaget dengan adanya kenaikan harga ini. Rumah makan padang yang sehari-harinya menggunakan gas 12 kg tersebut merasa keberatan dengan kenaikan harga yang terjadi sejak Senin lalu.
"Terakhir beli gas hari Rabu. Pas tau harga naik, sempat shock," ungkap Syahril.