Jumat 06 Dec 2013 18:09 WIB

AS Sempat Masukkan Mandela ke Daftar Teroris Berbahaya

Rep: Stevy Maradona / Red: Mansyur Faqih
Nelson Mandela
Foto: Jawaban.com
Nelson Mandela

REPUBLIKA.CO.ID, JOHANNESBERG -- Presiden AS Barack Obama memuji jasa tokoh Afrika Selatan Nelson Mandela. Menyebut Mandela sebagai tokoh abad ini, ia memerintahkan pengibaran bendera setengah tiang di AS. Ini merupakan penghormatan yang jarang dilakukan untuk tokoh negara lain oleh AS.

Namun catatan sejarah memperlihatkan sikap AS tidak selalu seperti itu terhadap Mandela. Ketika rezim apartheid Afrika Selatan masih bercokol, AS dan PBB bahkan sempat memasukkan nama Mandela ke daftar teroris. Beserta partainya, African National Congress (ANC), Mandela dicap pendukung komunis oleh kelompok sayap kanan.

Dalam laman portal berita Afrika Selatan, timeslive,  Jumat (6/12), disebutkan sejak awal 1960, AS sudah terlibat dalam politik dalam negeri Afsel. Malah Badan Intelijen AS, CIA, dituding bekerja sama dengan intelijen Afsel saat menangkap Mandela.

Mandela ditangkap pada 1962 dalam pelarian. Salah satu agen ganda intelijen Afsel membocorkan lokasi persembunyian Mandela kepada aparat Afsel.

Awal 1980-an, dua senator AS yaitu Ted Kennedy dan Lowell Weicker membawa angin segar bagi Afsel. Keduanya membuat draf legislasi yang menentang politik apartheid Afsel. Namun draf ini dimentahkan oleh Presiden AS Ronald Reagan yang berpendapat, mengakhiri apartheid justru bisa memperburuk situasi Afsel. Bahkan, meningkatkan situasi kekacauan bagi warga kulit hitam.

Untungnya, Kongres AS tak mengikuti Reagan. Kongres memveto jawaban presiden atas legislasi dan menetapkan sanksi AS atas pemerintahan aprtheid Afsel. AS memotong dana bantuan ke Afsel serta memutus hubungan transportasi udara dengan negara itu.

Status Mandela di mata pejabat keamanan AS belum bersih sampai lima tahun lalu. Intelijen AS masih menilai Mandela dan AFC mendukung kelompok teror. Padahal yang mereka lakukan adalah menumbangkan rezim apartheid lewat gerakan bersenjata dan diplomasi.

Masuknya Mandela ke dalam daftar teroris AS ini juga mempersulit negara itu sendiri. Mandela adalah tokoh internasional dan sering diundang ke PBB yang markasnya di New York AS.

Maka pejabat imigrasi AS harus mengeluarkan dokumen yang bisa menjamin Mandela di AS. Mantan menlu AS Condoleezza Rice mengaku sempat malu atas sikap intelijen negaranya itu terhadap Mandela. 

Ketika akhirnya intelijen AS mengeluarkan nama Mandela dari daftar teroris pada 2008, Senator John Kerry akhirnya mengatakan, "Dia (Mandela) memang harusnya tidak masuk ke dalam daftar teroris negara kami." 

BACA JUGA: Ikuti News Analysis News Analysis Isu-Isu Terkini Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement