Selasa 10 Dec 2013 03:32 WIB

Mahfud Minta Masyarakat Tidak Memilih Pemimpin Tersandera Kepentingan Politik

Mahfud MD
Foto: Fian Firatmaja/ROL
Mahfud MD

REPUBLIKA.CO.ID, GARUT -- Mantan Ketua Mahkamah Konstitusi Mahfud MD menyatakan masyarakat tidak memilih pemimpin yang tersandera kepentingan politik karena akan melahirkan pemimpin yang tidak baik atau tidak berani bertindak.

"Perlu membangun kesadaran di masyarakat untuk tidak memilih pemimpin yang tersandera oleh masa lalu maupun tersandera kepentingan politik," kata Mahfud sebelum memberikan kuliah umum Kebangsaan di Aula Musaddadiyah, Kabupaten Garut, Jawa Barat, Senin.

Ia menjelaskan pemimpin yang tersandera politik atau kepentingan kelompok maka akan berpengaruh terhadap pemimpin yang tidak berani bertindak.

"Pemimpin tidak berani bertindak karena tersandera oleh orang-orangnya yang mensponsori," kata bakal calon Presiden Indonesia dari Partai Kebangkitan Bangsa (PKB) itu.

Menurut dia, memilih pemimpin yang baik tergantung kecerdasan masyarakat pemilih dalam menyalurkan hak politik demokrasinya.

Jika masyarakat menyalurkan hak politiknya setelah menerima uang kemudian memilih salah satu calon pemimpin, kata dia, maka cara tersebut tidak akan melahirkan pemimpin yang baik.

"Masyarakat awam menggunakan hak politiknya melalui sebuah transaksi jual beli, di masyarakat seperti itu pada akhirnya tidak pernah melahirkan pemimpin yang bagus," kata Mahfud.

Ia berharap masyarakat Indonesia cerdas untuk tidak memilih pemimpin yang memberikan uang dengan tujuan mau memilih calon pemimpin tertentu.

"Kalau ada yang seperti itu (memberi uang) ambil uangnya jangan pilih orangnya," katanya.

Kehadiran Mahfud ke Garut untuk memberikan kuliah umum tentang kebangsaan yang dihadiri para kader dan pengurus PKB Kabupaten Garut, serta pelajar atau mahasiswa dan masyarakat umum.

Selain memberikan kuliah umum di lingkungan Pendidikan Musadadiyah itu, Mahfud juga mengunjungi pondok pesantren An-Nur, Kecamatan Cilawu, Kabupaten Garut, untuk berdialog bersama santri dan ulama.

sumber : Antara
BACA JUGA: Ikuti Serial Sejarah dan Peradaban Islam di Islam Digest , Klik di Sini
Advertisement
Yuk Ngaji Hari Ini
يَسْتَفْتُوْنَكَۗ قُلِ اللّٰهُ يُفْتِيْكُمْ فِى الْكَلٰلَةِ ۗاِنِ امْرُؤٌا هَلَكَ لَيْسَ لَهٗ وَلَدٌ وَّلَهٗٓ اُخْتٌ فَلَهَا نِصْفُ مَا تَرَكَۚ وَهُوَ يَرِثُهَآ اِنْ لَّمْ يَكُنْ لَّهَا وَلَدٌ ۚ فَاِنْ كَانَتَا اثْنَتَيْنِ فَلَهُمَا الثُّلُثٰنِ مِمَّا تَرَكَ ۗوَاِنْ كَانُوْٓا اِخْوَةً رِّجَالًا وَّنِسَاۤءً فَلِلذَّكَرِ مِثْلُ حَظِّ الْاُنْثَيَيْنِۗ يُبَيِّنُ اللّٰهُ لَكُمْ اَنْ تَضِلُّوْا ۗ وَاللّٰهُ بِكُلِّ شَيْءٍ عَلِيْمٌ ࣖ
Mereka meminta fatwa kepadamu (tentang kalalah). Katakanlah, “Allah memberi fatwa kepadamu tentang kalalah (yaitu), jika seseorang mati dan dia tidak mempunyai anak tetapi mempunyai saudara perempuan, maka bagiannya (saudara perempuannya itu) seperdua dari harta yang ditinggalkannya, dan saudaranya yang laki-laki mewarisi (seluruh harta saudara perempuan), jika dia tidak mempunyai anak. Tetapi jika saudara perempuan itu dua orang, maka bagi keduanya dua pertiga dari harta yang ditinggalkan. Dan jika mereka (ahli waris itu terdiri dari) saudara-saudara laki-laki dan perempuan, maka bagian seorang saudara laki-laki sama dengan bagian dua saudara perempuan. Allah menerangkan (hukum ini) kepadamu, agar kamu tidak sesat. Allah Maha Mengetahui segala sesuatu.”

(QS. An-Nisa' ayat 176)

Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement