REPUBLIKA.CO.ID, MAKASSAR -- Pengalaman dan kemampuan tempur Batalyon Infanteri 700/Raider menangani konflik tidak bisa dibilang kemarin sore. Itu pula yang menjadi pertimbangan pengiriman 126 personil Raider berbasis di Komando Daerah Militer VII/Wirabuana, Makassar, Sulawesi Selatan ini dikirim ke Sudan guna menjalani misi perdamaian PBB pada April 2014.
Tim Yonif 700/ Raider akan bergabung dengan 650 pasukan dari TNI AD dan 150 pasukan dari TNI AL. Di sana, Tim Raider akan bertugas selama setahun.
"Kami merupakan satuan pemukul yang memiliki kemampuan anti teror. Kami yakin akan bisa membantu mengamankan konflik internal Sudan," ungkap Komandan Batalyon Infanteri 700/Raider, Letkol Infanteri Dody Tri Winarto, saat ditemui dalam acara Press Tour di Markas Besar Komando Daerah Militer VII/Wirabuana, Batalyon Infanteri 700/Raider, Makassar, Jumat (13/12).
Menurut Dody, ratusan personil Raider yang dikirim akan dipimpin Wakil Komandan Yonif 700/Raider, Mayor Kharisma Chandra Krista. Tim Raider Mayor Kharisma ini akan diturunkan di daerah Masteri, Sudan. "Masteri itu terletak dekat dengan Jebel Amir dan Jebel Marra dinilai sebagai salah satu daerah yang paling rawan," kata Kharisma.
Ia mengungkap status Sudan saat ini dalam catatan UN adalah daerah operasi paling berbahaya. Kondisi itu membuat timnya berpotensi menghadapi benturan langsung dengan pemberontak Sudan.
Untuk itu, kata dia, timnya diberikan otoritas penggunaan senjata berdasarkan penilaian terhadap seseorang atau satu kelompok yang bisa membahayakan diri dan pasukan.
"Saat ini, yang kami persiapkan adalah mengikuti pelatihan di PMPP ( pusat misi pemeliharaan perdamaian) di Sentul, bogor, selama 1 bulan. Pelatihan akan dilaksanakan pada bulan Januari mendatang," katanya.
Dalam pelatihan itu anggota tim akan dikenalkan organisasi PBB secara garis besar dan wilayah operasi di Sudan. Dari Mabes TNI sudah mempersiapkan perwira di Sudan untuk melakukan survei lapangan. Melalui hasil survei tersebut, akan diperoleh data bagi tim guna menelaah situasi di sana.
Soal peralatan, ungkap Kharisma, satuannya hanya senjata SS1-R5 Raider. "Peralatan lain akan disiapkan oleh Satgas dari Mabes TNI," katanya.