Selasa 17 Dec 2013 05:11 WIB

Libya Bergejolak, Harga Minyak Dunia Naik

Harga minyak dunia melonjak (ilustrasi)
Harga minyak dunia melonjak (ilustrasi)

REPUBLIKA.CO.ID, NEW YORK -- Harga minyak dunia naik pada Senin (Selasa pagi WIB), setelah pengunjuk rasa bersenjata di Libya menolak untuk menghentikan penutupan terminal-terminal minyak utama di bagian timur negara itu yang telah berlangsung selama berbulan-bulan.

Patokan AS, minyak mentah light sweet atau West Texas Intermediate (WTI) untuk pengiriman Januari naik 88 sen menjadi ditutup pada 97,48 dolar AS per barel di New York Mercantile Exchange. Patokan Eropa, minyak mentah Brent North Sea untuk pengiriman Januari melonjak 1,64 dolar AS menjadi menetap di 110,47 dolar AS per barel di perdagangan London. "Cerita besar adalah tentang produksi minyak Libya yang masih hilang di pasar," kata Andy Lipow, presiden Lipow Oil Associates. "Itu jelas mendukung kedua harga, baik Brent maupun WTI."

Ibrahim Jodhrane, kepala penjaga keamanan yang memblokade terminal-terminal minyak di Libya Timur pada Minggu mengatakan kepada penyiar Al-Nabaa bahwa pemerintah belum memenuhi persyaratan untuk penghentian blokade.

Pada Juli, suku Al-Magharba meluncurkan blokade pada terminal-terminal minyak di Zueitina, Ras Lanouf dan Al-Sedra. Blokade ini terkait dengan upaya untuk memperoleh otonomi pendapatan minyak dan politik untuk Cyrenaica, bagian timur negara Libya yang kaya minyak. Pekan lalu, kelompok itu mengatakan mereka diharapkan membuka kembali terminal-terminal pada Minggu (15/12).

Namun negosiasi terbaru gagal "hanya memperkuat pandangan kami bahwa produksi minyak Libya akan kesulitan untuk melebihi 800.000 barel per hari pada 2014," kata sebuah Laporan Morgan Stanley. "Menyelesaikan perselisihan yang mendalam kemungkinan akan membutuhkan perubahan material pada tingkat federal, dan ancaman oleh pemerintah untuk menggunakan kekerasan hanya berisiko memperburuk situasi."

sumber : Antara
BACA JUGA: Ikuti Serial Sejarah dan Peradaban Islam di Islam Digest , Klik di Sini
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement