REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Seskab Dipo Alam mewanti-wanti para pejabat agar ekstra hati-hati terhadap berbagai hal pada tahun politik. Menurutnya, ada kecenderungan untuk menjadikan lingkungan di sekitar Istana (termasuk seskab) sebagai sasaran dalam serangan yang terkait dengan kasus-kasus hukum.
"Yang disasar itu Bapak Presiden, Pak Boediono, masalah Bank Century lah dan sebagainya, kemudian turun ke lingkaran Istana, Presiden, Ibu Negara, anak beliau, keluarga Cikeas dan sebagainya. Tidak dapat ke situ larinya kelingkaran Istana, Pak Sudi pernah kena, saya kena, Bunda Putri lah, jadi dicari-cari," katanya seperti dilansir setkab.go.id.
Termasuk, katanya, adanya isu Bunda Putri yang bisa mengatur reshuffle kabinet dan dekat dengan presiden. "Pesan saya, termasuk ke diri saya, kita saling mengingatkan jangan sampai tertangkap tangan. Karena kalau sampai ketangkap tangan nggak ampun lagi, tidak dapat presiden, tidak dapat saya, Eselon I, II, III, pun disasar," ujar Dipo Alam.
Dipo juga mengingatkan para pejabat di kementeriannya agar berhati-hati terhadap jebakan yang dilakukan para pelanggar hukum atau lawan politik. Misalnya, ada tamu yang sengaja datang menjebak dengan membawa alat rekaman atau melalui sadapan.
Atau bahkan menggunakan handphone untuk mengambil gambar yang bisa disebarkan dalam perspektif yang keliru. "Jadi, kalau bisa kalau terima tamu minta jangan bawa HP atau HP-nya dimatikan," pinta Dipo.
Ia juga mengingatkan adanya kecenderungan penyidikan di Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK), kejaksaan atau kepolisian yang melebar dan arahnya kalau bisa melibatkan Istana.
"Istana ikut dalam SKK Migas, terus dibantah oleh Widodo, sudah dibantah selesai. Pak Sudi bantah selesai, tapi begitu terus," ungkap Dipo.