REPUBLIKA.CO.ID, RIO DE JANEIRO -- Jumlah korban jiwa akibat hujan lebat dan banjir di Negara Bagian Minas Gerais dan Espirito Santo di Brazil Tenggara naik jadi 45, kata dinas Pertahanan Sipil lokal, Kamis (26/12). Sebanyak 27 orang dikonfirmasi tewas di Espirito Santo dan 18 di Minas Gerais, kata laporan paling akhir Pertahanan Sipil.
Lebih dari 60 ribu orang dipaksa meninggalkan rumah mereka akibat tanah longsor dan banjir yang meluas di Espirito Santo, tempat 52 dari 78 kotapraja di negara bagian tersebut dinyatakan berada dalam kondisi darurat. Di Minas Gerais, 25 kota kecil mengumumkan keadaan darurat.
Dalam satu wawancara radio sehari sebelumnya, Gubernur Negara Bagian Espirito Santo, Renato Casagrande, mengatakan badai selama dua hari itu adalah bencana alam terbesar dalam sejarah negarai bagian tersebut.
Minas Gerais belum mengajukan permohonan bantuan dari pemerintah federal, sementara satu rombongan pekerja bantuan yang terdiri atas prajurit militer, petugas pemadam, dan Pasukan Keamanan Nasional dikirim ke Espirito Santo setelah pemerintah setempat meminta bantuan federal untuk upaya pencarian dan pertolongan.
Menurut laporan Xinhua yang dikutip Jumat (27/12), petugas pemadam kebakaran juga membantu menyelamatkan orang dari daerah terpencil. Kementerian Kesehatan Brasil berencana mengirim tambahan helikopter, ambulans, petugas pertolongan dan obat ke daerah yang dilanda bencana.
Di beberapa tempat, upaya pertolongan hanya dapat dilaksanakan oleh helikopter, sebab genangan air telah menghalangi akses jalan darat. Sementara itu, jumlah warga yang dipaksa mengungsi hampir 50 ribu yang dilaporkan, kata lembaga tersebut di dalam satu siaran pers.
Dalam kunjungan ke wilayah yang terkena bencana pada Selasa, Presiden Brasil, Dilma Rousseff, mengatakan ia tak pernah menyaksikan banjir seperti itu. Dia mengatakan, prioritas utama saat ini adalah menyelamatkan warga yang terancam untuk mencegah jatuhnya korban jiwa lebih banyak lagi.