REPUBLIKA.CO.ID, ADEN -- Serangan pesawat tak berawak yang diyakini milik Amerika Serikat (AS) menewaskan dua terduga anggota Alqaidah di wilayah Hadramawt, Yaman tenggara, Jumat (27/12), kata seorang pejabat. Serangan itu dilakukan sehari setelah pakar hak asasi manusia PBB mengungkapkan keprihatinan atas berbagai serangan udara.
"Serangan pesawat tak berawak itu ditujukan pada sebuah kendaraan yang membawa dua terduga anggota Alqaidah, menghancurkan kendaraan tersebut dan menewaskan mereka," kata pejabat pemerintah di provinsi Hadramawt, yang merupakan pangkalan Alqaidah, kepada AFP, dan dikutip Sabtu (28/12).
PBB mengatakan dalam sebuah pernyataan, 16 warga sipil tewas dan sedikitnya 10 lain cedera ketika dua iring-iringan pernikahan diserang pesawat tak berawak di Yaman pada 12 Desember. Korban telah disalahartikan sebagai anggota Alqaidah, kata PBB mengutip beberapa pejabat keamanan setempat.
AS meningkatkan serangan pesawat tak berawak sebagai bagian dari upaya menumpas Alqaidah di Semenanjung Arab (AQAP), yang dianggap oleh Washington sebagai cabang paling mematikan dari kelompok tersebut. Alqaidah disebutnya sebagai militan yang memperkuat keberadaan mereka di Yaman tenggara dengan memanfaatkan melemahnya pemerintah pusat akibat pemberontakan anti-pemerintah.
Serangan pasukan Yaman yang diluncurkan pada Mei 2012 berhasil menghalau militan Alqaidah dari sejumlah kota dan desa di wilayah selatan dan timur yang selama lebih dari setahun mereka kuasai. Meski melemah, jaringan itu masih bisa melancarkan serangan-serangan terhadap sasaran militer dan polisi.