Rabu 01 Jan 2014 19:17 WIB

Membunuh Teroris Marakkan Munculnya Teroris Baru

 Aparat kepolisian melakukan penggeledahan di rumah kontrakan terduga teroris di Jl Arumsari 7, Kecamatan Kiaracondong, Bandung, Kamis (9/5).
Foto: Republika/Edi Yusuf
Aparat kepolisian melakukan penggeledahan di rumah kontrakan terduga teroris di Jl Arumsari 7, Kecamatan Kiaracondong, Bandung, Kamis (9/5).

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA--Penangkapan kelompok terduga teroris di Ciputat, Tangerang Selatan disebut sebagai keberhasilan membasmi jaringan yang selama ini kerap menembaki polisi di jalanan. Namun, penggerebekan yang dilakukan Selasa (31/12) malam itu disayangkan karena para teroris tewas dilumpuhkan Detasemen Khusus (Densus) 88 Antiteror Polri.

Dengan pembunuhan kepada para teroris, justru memicu munculnya 'calon mujahidin salah kaprah' lainnya bisa. Hal ini karena yang dicari oleh para teroris ini adalah mati ditembak musuh, karena beranggapan mereka sedang berjihad. Sehingga pembunuhan kepada mereka sama sekali bukanlah hukuman yang setimpal atas perbuatan meresahkan teroris selama ini. "Mereka ini memang mengincar mati syahid, biarpun menjalani hidup tak mulia," kata pengamat gerakan terorisme Indonesia, Al-Chaidar, Rabu (1/1).

Pembunuhan para terduga teroris justru menjadi modal bagi intelek teroris untuk merekrut anggota baru. Dengan iming-iming mati syahid, mengajak generasi muda radikal untuk menjadi teroris semakin mudah.

Chaidar berujar, meski menjalani hidup tak dengan perangai baik, namun bila seorang teroris mati syahid, maka tak jadi soal bagi mereka. "Ya memang itu, kadang mereka bukan mengincar hidup mulia tapi syahidnya itu," ucapnya.

Atas dasar ini, diharapkan penumpasan terorisme di Indonesia tak dihiasi dengan pembunuhan kepada para anggotanya. Namun ditangkap hidup untuk kemudian dapat diproses secara hukum dan dikembalikan ke jalur yang benar.

Penggerebekan terduga teroris, kemarin malam, berlangsung di Jl. Ki Hajar Dewantara, RT 04/07, Kelurahan Kampung Sawah, Ciputat. Penggerebekan berlangsung sekitar sepuluh jam lamanya dengan diwarnai baku tembak antara terduga teroris dengan satu tim Detasemen Khusus (Densus) 88 Anti teror Polri.Tim Densus 88 sendiri langsung dipimpin Kapolri Jenderal Sutarman saat penggerebekan.

Lima terduga teroris tewas ditambah satu lainnya ikut mati ditembak dalam penyergapan di waktu yang berbeda. Sementara itu, satu terduga teroris selamat dan saat ini tengah diinterogasi oleh kepolisian.

BACA JUGA: Update Berita-Berita Politik Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement