REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- PSSI tak mau ambil pusing dengan demonstrasi massal yang dilakukan Bonek, julukan suporter Persebaya 1927, di Surabaya, Jumat (3/1) kemarin. Menurut Sekjen PSSI, Joko Driyono, aksi unjuk rasa tersebut hanya merupakan bagian dari dinamika yang tidak akan menghambat kompetisi Indonesia Super League (ISL).
"(Urusan dualisme Persebaya ) bukan urusan PSSI. Harus dibedakan antara dinamika dan hambatan. PSSI menganggap itu hanya merupakan dinamika," ujar Joko, Jumat (3/1).
Jumat kemarin, Bonek berdemonstrasi di Surabaya menuntut agar Persebaya yang akan berlaga di ISL musim depan dibubarkan. Menurut mereka, Persebaya tersebut adalah klub yang dibentuk oleh Wakil Ketua Umum PSSI La Nyalla Mattalitti tahun 2010 lalu, berbeda dari Persebaya yang memiliki sejarah panjang.
Jokdri, sapaan akrab Joko Driyono, menambahkan bagi PSSI niat Bonek untuk memboikot tiap laga Persebaya ISL menjadi urusan internal klub dan pihak keamanan. PSSI pun tidak khawatir jika nantinya hal itu akan menurunkan nilai kompetisi musim depan.
"Itu kasus pihak klub dan keamanan. Bagi PSSI sengketa Persebaya sudah selesai," ujarnya.
Seperti diketahui, saat ini terjadi dualisme Persebaya. Para Bonek menganggap Persebaya 1927, yang musim lalu bermain di Indonesian Premier League (IPL), sebagai Persebaya yang asli. Akan tetapi PSSI justru mengakui Persebaya ISL yang dibentuk dari tim bernama Persikubar Kutai Barat dan berhasil menjuarai Divisi Utama PT Liga Indonesia musim lalu.