REPUBLIKA.CO.ID, SEMARANG -- Partai Demokrat dan Partai Demokrasi Indonesia (PDI) Perjuangan menolak kenaikan harga gas alam cair atau liquified petroleum gas (elpiji) nonsubsidi tabung ukuran isi 12 kilogram karena akan membebani rakyat.
Informasi yang dirangkum dari Sekretaris Jenderal DPP Partai Demokrat, Edhie Baskoro Yudhoyono, dan anggota Komisi VII (Bidang Energi) dari Fraksi PDI Perjuangan, Dr Dewi Aryani, Sabtu malam menegaskan bahwa mereka menolak kenaikan harga elpiji tersebut.
"Partai Demokrat tidak setuju dan menolak kenaikan harga elpiji 12 kilogram oleh Pertamina karena dengan kenaikan harga elpiji ini, apalagi kenaikan harga lebih dari 60 persen, akan menimbulkan inflasi ataupun kenaikan harga yang akhirnya akan membebani rakyat kita," terang Ibas sapaan akrab Edhie Baskoro.
Sementara itu, Dewi Aryani mendesak Pertamina membatalkan kenaikan harga elpiji yang persentasenya sekitar 68 persen karena menambah beban hidup rakyat.
"Kalau rakyat kemudian menjerit akibat kebijakan menaikkan harga elpiji hingga 68 persen, apa bisa dikatakan masih dalam jalan misi konstitusi atau tidak? Jangan sampai semua ini hanya karena Pertamina tidak mau rapor keuangannya merah, lantas rakyat yang jadi korban," kata Dewi Aryani yang juga Duta UI Reformasi Birokrasi Indonesia kepada Antara pada Sabtu malam.