REPUBLIKA.CO.ID, KUTUB SELATAN -- Para ilmuwan di kapal pemecah es Cina, Xuelong, tetap melanjutkan penelitian mereka di Kutub Selatan pada Ahad (5/1), pasca kapal tersebut terjebak gumpalan es besar sehari sebelumnya.
Kapal pemecah es itu tak bisa bergerak di daerah es tebal pada Sabtu (4/1), sekitar 21 kilometer dari perairan bebas es terdekat, dua hari setelah mengangkut semua penumpang di satu kapal Rusia yang terjebak ke kapal pemecah es Australia. Namun, tim peneliti di kapal Xuelon, yang sedang menjalankan misi ekspedisi ilmiah ke-30 Cina ke Antartika, sepenuhnya memanfaatkan waktu yang berkepanjangan di wilayah kutub.
Gao Jinyao, seorang peneliti dari Lembaga Oseanik Cina, mengatakan suatu kejutan untuk bisa mengumpulkan data berharga dari geomagnetometer yang telah ia pasang di kapal tersebut, sebab daerah tempat kapal itu terjebak berada di dekat Kutub Selatan. "Data itu akan menjadi bahan utama ketika kami mempelajari tektonik kelautan dan membuat model lapangan geomagnetik Bumi ...," kata Gao.
Sementara itu, anggota tim penelitian juga memperkaya landasan data mereka dengan menggunakan peralatan pengamatan gumpalan es terapung dan pengumpul sampel udara, demikian laporan Xinhua, Ahad (5/1) malam. Saat penelitian dilanjutkan, sebanyak 101 orang yang berada di dalam kapal Xuelong juga melakukan berbagai kegiatan untuk keluar dari masalah.
Guna memastikan keselamatannya, kapal pemecah es itu telah meniptakan 'jalan ke luar pemecah es' sepanjang satu kilometer, sambil menunggu kondisi cuaca yang menguntungkan untuk menerobos pengepungan.
Wang Jianzhong, Kapten Xuelong, pada Sabtu memberitahu Xinhua kapal itu untuk sementara tetap berada di daerah tersebut dan menunggu kesempatan baik sebab sulit untuk bergerak sementara satu bongkahan es di depan dan satu lagi bergerak mendekat secara perlahan dari belakang. "Kapal itu dapat terbebas dari kesulitan selama dapat menerobos daerah gumpalan es terapung yang paling tebal sepanjang 3,7 kilometer," kata Wang.
Xuelong pada Kamis (2/1) menggunakan helikopter di kapal tersebut untuk mengungsikan semua 52 penumpang di kapal Rusia Akademik Shokalskiy, yang telah terjebak sejak malam Natal, ke kapal pemecah es Australia Aurora Australis. Dinas Keselamatan Kelautan Australia (AMSA) mengatakan upaya kapal pemecah es Cina tersebut untuk bergerak melewati es itu pada Sabtu pagi tak berhasil.
Namun Xuelong telah memberitahu AMSA bahwa kapal tersebut aman, tidak terancam dan tidak memerlukan bantuan pada saat itu; sementara AMSA telah mengkonfirmasi belum ada bahaya yang mengancam personel di kapal tersebut, yang memiliki pasokan makanan untuk beberapa pekan.