REPUBLIKA.CO.ID, Jakarta -- Hewan-hewan di Kebon Binatang Surabaya (KBS) harus segera dipulihkan kesehatannya. Hal ini penting apabila KBS memang ingin dipertahankan sebagai lembaga konservasi.
Juru bicara Welfarian Surabaya, Eka Nugraha, mengatakan kesejahteraan satwa di KBS memburuk dalam lima tahun terakhir. Tempat ini tidak layak huni bagi satwa antara lain dilihat dari asupan pakan, kebersihan kandang dan sumber daya manusia. "Usia satwanya juga tergolong tua," katanya ketika dihubungi, Senin (13/1).
Pekan lalu, seekor singa Afrika ditemukan mati di KBS. Kematian ini masih diselidiki oleh Kementerian Kehutanan (Kemenhut) bersama dengan utusan pemerintah daerah (pemda). Status KBS saat ini berada di bawah kewenangan pemda Surabaya.
KBS selama ini juga menjadi penggerak perekonomian warga sekitar. Banyak warga yang berdagang untuk memenuhi kebutuhan pengunjung di tempat ini.
Di sisi lain, Eka melihat perlu ada pembenahan manajemen di KBS. Diperlukan orang-orang baru yang lebih kompeten untuk mengurus KBS. Saat ini, misalnya saja, satu orang kiper ditugasi mengurus 6 kandang. "Bagaimana mau maksimal mengurus satwa?," katanya.
Selama ini KBS juga kerap dihampiri konflik internal sesama petugas. Eka menyarankan untuk mengurangi keberadaan pekerja yang lama, agar tercipta suasana baru di KBS. Dengan demikian diharapkan KBS bisa kondusif dan bebas dari dampak konflik antar pekerja.
Eka melihat bahwa perlu ada peninjauan komprehensif di KBS, terutama kesehatan satwa. Satwa-satwa di KBS juga masih menghadapi penyakit kulit yang menjangkiti selama bertahun-tahun. "Jangan hanya bertindak ketika ada satawa yang mati, cari sumber masalahnya. Tuntaskan," katanya.