Rabu 15 Jan 2014 06:49 WIB

Holande: 700 Orang Bertempur di Suriah

Suasana kota di Suriah yang hancur akibat perang saudara yang melanda negara tersebut.
Foto: EPA/STR
Suasana kota di Suriah yang hancur akibat perang saudara yang melanda negara tersebut.

REPUBLIKA.CO.ID,JAKARTA--Presiden Prancis Francois Hollande mengatakan Selasa bahwa 700 orang telah meninggalkan Prancis untuk bertempur di Suriah dan dia menyebut hal itu merupakan kecenderungan "mencemaskan".

"Sejumlah pemuda Prancis dan anak muda asing yang tinggal di Prancis ... turut bertempur di Suriah -- tercatat 700 orang, itu banyak. Sebagin meninggal," kata Hollande dalam jumpa pers di Paris.

Hollande menegatakan anak-anak muda perlu diperingatkan tentang bahaya pergi ke Suriah dan bahwa Prancis perlu "memerangi sejumlah jejaring dan sarang yang menumbuhkan terorisme".

Para pejabat Prancis telah memperingatkan bahaya dari warga negara Prancis yang turut bertempur dengan kelompok-kelompok ektrimis dan terkait Alqaidah di Suriah.

Jaksa penuntut umum Paris Francois Molins mengatakan pekan ini bahwa lebih 400 orang siap pergi ke Suriah, atau berada di negara itu atau telah kembali.

Para pejabat keamanan Barat menyatakan ketakutan bahwa para orang asing yang dilatih di Suriah dapat melakukan serangan-serangan di negara mereka sendiri.

Para pejabat mengatakan sekitar 20 orang Prancis telah tewas dalam konflik Suriah.

Dua orang bersaudara diberitakan sekarat dalam kurun waktu masing-masing empat bulan dalam konflik itu. Berita itu menggegerkan negara itu pekan lalu.

Kantor berita Prancis dari London melaporkan Inggris dan Amerika Serikat mengatakan kepada oposisi utama Suriah bahwa mereka akan menghentikan dukungan jika kelompok itu tidak mengirim perutusan ke pembicaraan perdamaian pada bulan ini, tulis media Inggris pada Selasa.

"Amerika Serikat dan Inggris mengatakan kepada kami, Anda perlu ke Jenewa," kata pejabat penting Gabungan Bangsa Suriah seperti dikutip BBC dan koran "Guardian".

"Mereka membuat pernyataan sangat jelas bahwa mereka tak akan terus mendukung kami seperti sekarang dan bahwa kami akan kehilangan kepercayaan masyarakat dunia jika kita tidak pergi," katanya.

Tapi, wanita juru bicara Departemen Luar Negeri Amerika Serikat Jennifer Psaki menyatakan Menteri Luar Negeri John Kerry, yang mengunjungi Vatikan pada Selasa untuk membahas Suriah, tidak menunjukkan bahwa Amerika Serikat berencana memotong bantuan dalam pernyataan umum atau pribadinya.

sumber : antara
BACA JUGA: Ikuti Serial Sejarah dan Peradaban Islam di Islam Digest , Klik di Sini
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement