REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Pengamat Politik dari Universitas Indonesia, Iberamsjah, meminta tersangka kasus korupsi Hambalang, Anas Urbaningrum, untuk menjalani proses hukum secara kesatria tanpa membuat kehebohan politik.
“Jadi jangan buang energi. Rakyat itu sudah menilai. Tidak perlu sumpah, tidak perlu digantung di Monas. Rakyat hanya mau dia menerima dengan ksatria hukuman terhadapnya,” ujar Iberamsjah dalam pernyataannya, Rabu (15/1).
Semakin Anas mengaku tidak korupsi, ujar Iberamsjah, semakin membuat rakyat tidak percaya. Rakyat lebih melihat pada fakta kekayaannya, rumahnya yang megah, dan mobil-mobil mewahnya. “Secara politik, karier Anas sudah tamat. Tidak ada lagi cara selain mengaku dan minta maaf. Saya dan rakyat Indonesia yakin dengan pernyataan Anas bahwa satu rupiah pun Anas tidak korupsi, karena memang tidak ada pecahan satu rupiah,” ujarnya.
Terkait isu adanya aliran dana ke Ibas yang mungkin diketahui oleh Anas, Iberamsjah mengatakan bahwa jika memang dia punya bukti, maka Anas diminta untuk mengatakannya secara langsung. Siapa pun yang menerima aliran dana haram harus menerima hukumannya.
”Lakukan saja seperti yang dilakukan Nazaruddin yang menyeret dia dengan bukti-bukti. Kenapa musti takut? Tidak perlu dengan ancaman dengan kata-kata yang dibuat halus. Kesimpulannya, kalau tidak dia tak punya nyali, yah dia tidak punya bukti,” cetusnya.