Jumat 24 Jan 2014 15:59 WIB

Thailand Kutuk Demonstran Rusuh di Masjid

Rep: Mutia Ramadhani/ Red: A.Syalaby Ichsan
 Seorang pengunjuk rasa anti-pemerintah berdiri di samping bendera nasional Thailand, saat berunjuk rasa di pusat kota Bangkok (15/1).   (Reuters/Chaiwat Subprasom)
Seorang pengunjuk rasa anti-pemerintah berdiri di samping bendera nasional Thailand, saat berunjuk rasa di pusat kota Bangkok (15/1). (Reuters/Chaiwat Subprasom)

REPUBLIKA.CO.ID, BANGKOK -- Pemerintah Thailand mengecam Partai Demokrat yang diduga mendorong demonstran memicu kerusuhan di Kompleks Masjid Sujud Islam yang berlokasi di Trang awal pekan ini.

Para demonstran meniup peluit, menari, bahkan meminum alkohol di dalam kompleks masjid di wilayah bagian Thailand Selatan itu.

Dilansir dari Bangkok Post, Jumat (24/1), Juru Bicara Pemerintah Thailand, Sunisa Lertpakawat mengatakan pemerintah menduga Abhisit Vejjajiva (pimpinan Partai Demokrat) dan Suthep Thaugsuban (pimpinan pengunjuk rasa) untuk memaksa Islamic Ismiliyah Foundation School untuk berhenti beroperasi pada Selasa (21/1).

Para pengunjuk rasa membuat keributan di sekolah Islam itu, sedangkan Muslim setempat sedang berdoa di dalam masjid.

Beberapa laporan mengatakan bahwa para pengunjuk rasa masuk ke dalam masjid dan meminta jamaah untuk berhenti berdoa dan bergabung dalam unjuk rasa bersama mereka.

Sunisa menilai, perilaku para pengunjuk rasa ini membahayakan upaya pemerintah dalam menciptakan keamanan ibadah Muslim dan kerukunan beragama di wilayah selatan Thailand itu. Oleh sebab itu, pemerintah menuntut Abhisit dan Suthep untuk meminta maaf kepada Umat Islam di seluruh Thailand.

Pimpinan People's Democratic Reform Committee (PDRC) sekaligus mantan anggota parlemen dari Partai Demokrat yang mendukung demonstran, Sathit Wongnongtoey mengatakan, kerusuhan di komplek masjid di Trang itu akibat kesalahpahaman.

Sathit, Somchai Losathapornpipit, dan tokoh masyarakat setempat telah menjelaskan hal tersebut kepada imam masjid dan perwakilan sekolah. Suthep mengatakan dia secara pribadi juga sudah meminta maaf kepada kepala sekolah.

"Saya ingin minta maaf kepada publik atas nama PDC di Trang atas semua tindakan yang menganggu komunitas Muslim setempat. Kami tak ada niat untuk tidak menghormati Islam dan umat Muslim," katanya.

BACA JUGA: Ikuti Serial Sejarah dan Peradaban Islam di Islam Digest , Klik di Sini
Advertisement
Yuk Ngaji Hari Ini
وَمَا تَفَرَّقُوْٓا اِلَّا مِنْۢ بَعْدِ مَا جَاۤءَهُمُ الْعِلْمُ بَغْيًاۢ بَيْنَهُمْۗ وَلَوْلَا كَلِمَةٌ سَبَقَتْ مِنْ رَّبِّكَ اِلٰٓى اَجَلٍ مُّسَمًّى لَّقُضِيَ بَيْنَهُمْۗ وَاِنَّ الَّذِيْنَ اُوْرِثُوا الْكِتٰبَ مِنْۢ بَعْدِهِمْ لَفِيْ شَكٍّ مِّنْهُ مُرِيْبٍ
Dan mereka (Ahli Kitab) tidak berpecah belah kecuali setelah datang kepada mereka ilmu (kebenaran yang disampaikan oleh para nabi) karena kedengkian antara sesama mereka. Jika tidaklah karena suatu ketetapan yang telah ada dahulunya dari Tuhanmu (untuk menangguhkan azab) sampai batas waktu yang ditentukan, pastilah hukuman bagi mereka telah dilaksanakan. Dan sesungguhnya orang-orang yang mewarisi Kitab (Taurat dan Injil) setelah mereka (pada zaman Muhammad), benar-benar berada dalam keraguan yang mendalam tentang Kitab (Al-Qur'an) itu.

(QS. Asy-Syura ayat 14)

Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement