Jumat 24 Jan 2014 18:43 WIB

Absen di Konferensi Jenewa II, Iran Masih Diyakini Bisa Bantu Krisis Suriah

Hasan Rohani
Foto: EPA/Abedin Taherkenarh
Hasan Rohani

REPUBLIKA.CO.ID, NEW YORK -- Juru Bicara Sekretaris Jenderal Perserikatan Bangsa Bangsa mengatakan meskipun fakta bahwa Iran tidak berpartisipasi dalam konferensi Jenewa II, namun Ban Ki-moon masih percaya Teheran memiliki peran sangat penting dan efektif untuk membantu penyelesaian krisis di Suriah.

Menurut juru bicara itu, Ban Ki-moon berharap bahwa Iran akan berpartisipasi dalam pertemuan-pertemuan mengenai Suriah di masa depan.

Farhan Haq, juru bicara Sekjn PBB, menjawab pertanyaan wartawan mengenai masa depan kerja sama antara Teheran dan PBB mengenai masalah krisis Suriah. Ia mengatakan bahwa sekretaris jenderal masih menekankan peran kunci Iran untuk membantu menyelesaikan krisis Suriah dan akan mencoba bahwa Teheran terus bekerjasama internasional dalam hal ini.

Perundingan internasional mengenai Suriah dimulai pada Rabu di Montreux, dekat Jenewa, Swiss, dengan pidato Sekretaris Jenderal Perserikatan Bangsa-Bangsa Ban Ki-moon.

Menurut sumber berita, Sekjen PBB dalam sambutannya mengumumkan bahwa wakil dari Presiden Suriah Bashar al-Assad dan kelompok oposisi akan mengadakan pembicaraan dua kubu di bawah pengawasan utusan khusus PBB untuk Suriah Lakhdar Brahimi pada 24 Januari.

Konferensi Jenewa II tentang Suriah dihadiri oleh kelompok oposisi Suriah, perwakilan pro-pemerintah dan beberapa negara Arab dan Barat.

Iran Pesimistis

Sementara itu Presiden Iran Hassan Rouhani Rabu menegaskan bahwa Teheran tidak punya banyak harapan dalam konferensi internasional tentang Suriah yang diselenggarakan di kota Swiss hari ini.

Presiden membuat pernyataan sebelum keberangkatannya ke Forum Ekonomi Dunia, di Davos yang dijadwalkan 22-25 Januari. Teheran, kata Rouhani,  meyakini pembicaraan Jenewa II tidak akan berhasil dalam memerangi terorisme.

PBB pada Senin membatalkan undangan Iran untuk menghadiri konferensi perdamaian Suriah karena penolakan negara itu terhadap seruan pembentukan pemerintah transisi di Suriah.

sumber : Antara
BACA JUGA: Ikuti Serial Sejarah dan Peradaban Islam di Islam Digest , Klik di Sini
Advertisement
Yuk Ngaji Hari Ini
يَسْتَفْتُوْنَكَۗ قُلِ اللّٰهُ يُفْتِيْكُمْ فِى الْكَلٰلَةِ ۗاِنِ امْرُؤٌا هَلَكَ لَيْسَ لَهٗ وَلَدٌ وَّلَهٗٓ اُخْتٌ فَلَهَا نِصْفُ مَا تَرَكَۚ وَهُوَ يَرِثُهَآ اِنْ لَّمْ يَكُنْ لَّهَا وَلَدٌ ۚ فَاِنْ كَانَتَا اثْنَتَيْنِ فَلَهُمَا الثُّلُثٰنِ مِمَّا تَرَكَ ۗوَاِنْ كَانُوْٓا اِخْوَةً رِّجَالًا وَّنِسَاۤءً فَلِلذَّكَرِ مِثْلُ حَظِّ الْاُنْثَيَيْنِۗ يُبَيِّنُ اللّٰهُ لَكُمْ اَنْ تَضِلُّوْا ۗ وَاللّٰهُ بِكُلِّ شَيْءٍ عَلِيْمٌ ࣖ
Mereka meminta fatwa kepadamu (tentang kalalah). Katakanlah, “Allah memberi fatwa kepadamu tentang kalalah (yaitu), jika seseorang mati dan dia tidak mempunyai anak tetapi mempunyai saudara perempuan, maka bagiannya (saudara perempuannya itu) seperdua dari harta yang ditinggalkannya, dan saudaranya yang laki-laki mewarisi (seluruh harta saudara perempuan), jika dia tidak mempunyai anak. Tetapi jika saudara perempuan itu dua orang, maka bagi keduanya dua pertiga dari harta yang ditinggalkan. Dan jika mereka (ahli waris itu terdiri dari) saudara-saudara laki-laki dan perempuan, maka bagian seorang saudara laki-laki sama dengan bagian dua saudara perempuan. Allah menerangkan (hukum ini) kepadamu, agar kamu tidak sesat. Allah Maha Mengetahui segala sesuatu.”

(QS. An-Nisa' ayat 176)

Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement