REPUBLIKA.CO.ID, KARAWANG -- Pemerintah Kabupaten Karawang, Jawa Barat, melalui Dinas Sosial dan Penanggulangan Bencana setempat mengirim dua perahu karet untuk membantu proses evakuasi korban banjir akibat limpasnya atau melubernya Bendung Barugbug, Selasa.
"Setelah mendapatkan laporan limpasnya air Bendung Barugbug, kami langsung mengirimkan perahu karet ke lokasi," kata Kepala Dinas Sosial dan Penanggulangan Bencana setempat Rochuyun A Santosa saat dihubungi, di Karawang.
Dikatakannya, dari laporan yang diterima, hingga Selasa malam, air akibat limpasan (melubernya) Bendung Barugbug sudah merendam sejumlah titik jalan raya. Selain itu, air setinggi sekitar pinggang orang dewasa juga masuk ke rumah warga.
Atas kondisi tersebut, Dinas Sosial dan Penanggulangan Bencana setempat juga mengirimkan Tim SAR ke lokasi untuk mengevakuasi warga korban banjir.
Sementara itu, ratusan rumah di sekitar Kecamatan Jatisari, Karawang, terendam banjir menyusul limpasnya air dari Bendung Barugbug yang berada di daerah tersebut.
"Bendung Barugbug sudah tidak mampu menampung air, karena debit air terus-menerus naik, sampai akhirnya limpas," kata Omin, seorang Petugas Pengamat Pengairan Bendung Barugbug, di Karawang.
Dikatakannya, dalam kondisi normal, Bendung Barugbug yang berada di Desa Barugbug, Kecamatan Jatisari, mampu menampung air sekitar 730 m3/detik. Tetapi pada Selasa pukul 16.00 WIB, debit air sudah mencapai 1.337 m3/detik.
Akibatnya, kata dia, air dari Bendung Barugbug limpas karena terus meningginya debit air. Kondisi tersebut mengakibatkan ratusan rumah dan jalan di sekitar desa itu terendam.
Ratusan rumah yang terendam banjir akibat limpasan Bendung Barugbug itu sendiri ialah rumah-rumah yang berada di Desa Situdam dan Barugbug.