REPUBLIKA.CO.ID, GAZA -- Perdana Menteri Hamas Ismail Haniyeh, Senin (27/1) mengatakan 120 anggota Fatah akan diizinkan untuk kembali ke Gaza untuk mendorong terciptanya rekonsiliasi.
Haniyeh mengatakan rekonsiliasi akan berjalan selama pemimpin Tepi Barat dan Jalur Gaza berkeinginan untuk mengakhiri perpecahan.
"Kami perlu mengatur rekonsiliasi yang sejati dan kami akan berusaha meraihnya," kata Haniyeh seperti dilaporkan kantor berita Maan News.
Haniyeh juga mengatakan penting bagi kedua pihak (Hamas dan Fatah) untuk membentuk persatuan pelajar dan pemilihan kepala daerah baru di masa transisi. "Rekonsiliasi komunitas dan politik harus muncul dari kesadaran dua pihak," kata Haniyeh.
Ketegangan antara Hamas dan Fatah bermula usai pertempuran sepekan pada 2007 yang membuat Palestina terbagi dua, Hamas di Jalur Gaza dan Fatah di Tepi Barat.
Pada 2011 atas perantara Mesir, keduanya sempat membuat kesepakatan pembentukan pemerintah sementara sebelum pemilu ulang digelar. Namun kesepakatan itu belum diwujudkan hingga saat ini.