REPUBLIKA.CO.ID, MADRID -- Dunia sepak bola Spanyol didera kabar duka. Mantan pelatih tim nasional La Furia Roja, Luis Aragones, meninggal dunia pada usia 75 tahun, Sabtu (1/2).
Otoritas sepak bola Spanyol (RFEF) mengungkapkan duka yang mendalam atas wafatnya tokoh yang dijuluki sebagai pencetus gaya permainan tiki-taka itu. RFEF menilai, Aragones memiliki jasa besar terhadap bangkitnya prestasi sepak bola Negeri Matador.
"Dia (Aragones) pelatih tim nasional pada awal masa kesuksesan di tingkat dunia," demikian pernyataan resmi RFEF seperti dilansir laman BBC.
Aragones mengambil alih kursi nahkoda La Furia Roja pada 2004. Pada awal kepemimpinannya, ia melakukan pembenahan besar-besaran dalam skuat. Pria kelahiran Madrid itu mengabaikan sejumlah pemain senior seperti Raul Gonzales dan Michel Salgado.
Selain memperkenalkan nama-nama baru ke dalam skuat Matador, Aragones juga menerapkan gaya permainan umpan-umpan pendek yang cepat. Gaya itu kemudian yang kini dikenal sebagai tiki-taka. Setelah empat tahun, Aragones merengkuh trofi Piala Eropa 2008. Itu adalah trofi internasional bergengsi pertama Spanyol dalam 44 tahun.
Terkait kesuksesan pada 2008, Xabi Alonso pernah berkomentar tentang Aragones. Menurut pemain Real Madrid itu, Aragones adalah aktor utamanya. "Dia adalah salah satu alasan utama kami mampu memenangai gelar itu," ujar Alonso tak lama setelah partai final kontra Jerman, Juni 2008 lalu.
Selama berkarier sebagai pelatih, Aragones telah membesut sederet tim. Beberapa tim yang telah di antarnya menuju kesuksesan adalah Atletico Madrid dan Barcelona. Bersama Atletico, Aragones memenangi La Liga Spanyol pada 1977.
Saat menukangi Barcelona pada 1987-1988, ia mempersembahkan gelar Copa Del Rey. Sebagai pemain, Aragones lebih banyak menghabiskan karier di Atletico.
Selama satu dekade berseragam Los Rojiblancos, Aragones memenangi tiga trofi La Liga. "Luis Aragones adalah pemain dan pelatih hebat. Dia juga seorang pribadi dan teman yang hebat," ungkap Presiden Atletico, Enrique Cerezo.