REPUBLIKA.CO.ID, WASHINGTON -- Duta Besar Amerika Serikat untuk Suriah Robert Ford pensiun pada akhir bulan. Belum ada penjelasan resmi terkait alasan Ford memilih pensiun dini dari jabatannya.
Ford, yang fasih bahasa Arab, selama ini berperan penting dalam bernegosiasi dengan kelompok-kelompok oposisi Suriah. Ia turut membujuk oposisi untuk bergabung dalam pembicaraan di Swiss bulan lalu.
Juru bicara Departemen Luar Negeri AS Jen Psaki menolak untuk mengomentari rencara Ford untuk pensiun. Ford menghabiskan beberapa bulan di Turki dan di tempat lain di wilayah kelompok oposisi Suriah, untuk meyakinkan mereka agar mau menghadiri pembicaraan damai.
Ia juga mewakili AS pada putaran pertama perundingan yang didukung PBB itu. Meski hingga saat ini, pembicaraan berakhir tanpa kemajuan untuk mengakhiri konflik Suriah. Tetapi kedua pihak di Suriah berencana kembali berbicara pada tanggal 10 Februari untuk putaran lain.
Ford sebelumnya juga direncanakan untuk menjadi duta besar AS di Mesir. Namun menurut beberapa sumber, para pejabat pemerintah Mesir sudah mengajukan keberatan. Mereka menganggap Ford terlalu dekat dengan partai-partai Islam di Timur Tengah.
Mantan pejabat Departemen Luar Negeri, berbicara dengan isyarat anonim, mengatakan pemerintah Mesir jelas tidak ingin Ford menjadi Duta Besar AS di Kairo. Dibawah praktek diplomatik yang dikenal sebagai "agrement," sebuah negara biasanya mengontak negara lain sebelum mengirim seorang duta. Ini untuk memastikan apakah duta besar tersebut dapat diterima.
Ford, sebelumnya juga bertugas di Irak dan Aljazair dan sempat melakukan tugas di kedutaan di Kairo. Hingga akhirnya ia ditempatkan di Suriah.