REPUBLIKA.CO.ID,PALU--Kepala Kepolisian Daerah (Polda) Sulawesi Tengah Brigjen Pol Ari Dono Sukmanto menyatakan saat ini belum ada rencana penambahan aparat ke Kabupaten Poso menyusul tewasnya seorang anggota Polri dan seorang terduga teroris, Kamis.
"Jumlah pasukan di sana masih cukup," kata Ari Dono saat ditemui wartawan di Mapolda Sulawesi Tengah.
Saat ini aparat Brimob Polda Sulawesi Tengah dan aparat Polres Poso masih mengejar kelompok sipil bersenjata itu yang lari di wilayah hutan pegunungan di perbatasan Kabupaten Poso dan Kabupaten Parigi Moutong.
Kelompok sipil bersenjata itu diduga kuat anak buah Santoso yang saat ini masih menjadi buronan polisi.
Saat ini Polda Sulawesi Tengah terus berkoordinasi dengan Polres Poso untuk menangani situasi keamanan di sekitar lokasi kontak senjata.
Dalam aksi bakutembak yang berlangsung di Desa Taunca, Kecamatan Poso Pesisir Selatan, itu seorang polisi bernama Bhayangkara Dua (Bharada) Putu Satria dan seorang terduga teroris yang belum diketahui identitasnya meninggal dunia diterjang peluru.
Seorang terduga teroris berinisial F ditangkap hidup-hidup dan mengalami luka tembak di kaki.
Sementara itu kedua jenazah saat ini dievakuasi ke Mapolres Poso, dan rencananya akan dibawa ke RS Bhayangkara Palu.
Ari Dono mengatakan akan memeriksa F secara intensif guna membongkar persembunyian anggota kelompok sipil bersenjata lainnya di Kabupaten Poso.
Saat ini terdapat 20 buronan kasus kekerasan di Kabupaten Poso yang belum tertangkap.
Pada pertengahan Oktober 2012, dua polisi dibunuh oleh kelompok teroris di Dusun Tamanjeka, Poso. Dan pada Desember 2012, empat anggota Brimob Polda Sulawesi Tengah juga tewas diberondong kelompok teroris.