REPUBLIKA.CO.ID, KUPANG -- Manajer PT ASDP Indonesia Fery (Persero) Cabang Kupang, Hamdani mengatakan pihaknya mengalami kerugian lebih dari Rp 6 miliar. Kerugian itu lantaran tidak beroperasinya kapal-kapal akibat cuaca buruk selama lebih dari satu bulan.
"Sudah satu bulan lebih semua armada kapal diistirahatkan. Perusahan memang merugi miliaran rupiah, karena manajemen mulai menutup pelayaran sejak 6 Januari 2014 akibat gelombang tinggi di perairan laut NTT," kata Hamdani, di Kupang, Sabtu.
Ia mengatakan, pada 4 Februari, kapal sempat berlayar ke Pulau Rote, yang hanya berjarak tempuh 3-4 jam, tetapi pada 5 Februari pelayaran ditutup kembali karena tinggi gelombang di wilayah perairan kembali naik.
Pihak syahbandar Kupang juga tidak mengizinkan kapal-kapal untuk berlayar, sehingga semua armada kapal diarahkan untuk kembali mencari lokasi yang aman untuk berlabuh di perairan Kupang.
Hamdani mengaku, ada beberapa kapal feri yang masih tertahan di daerah, seperti di Kabupaten Alor dan sejauh ini belum kembali ke Pelabuhan Bolok di Kupang.
"Kita tunggu sampai cuaca sudah benar-benar membaik, baru kapal bisa diminta untuk kembali ke Kupang," katanya.
Menurut dia, berdasarkan hasil koordinasi terakhir dengan Badan Meteorologi dan Geofisika (BMG), dilaporkan cuaca di wilayah perairan kemungkinan akan sedikit membaik pada akhir atau awal pekan depan.
Badan Meteorologi dan Geofisika memprediksi tekanan udara rendah di bagian utara Australia yang semula diperkirakan akan melemah awal Februari, justru kembali menguat sehingga dampaknya cukup dirasakan di sejumlah wilayah Nusa Tenggara Timur.
Prediksi semula, tekanan rendah di sejumlah titik di Australia akan mulai melemah pada awal Februari, namun menguat lagi dan diperkirakan akan berlangsung hingga beberapa hari ke depan," kata Kepala Stasiun Klimatologi Lasiana Kupang Juli Setiyanto.