Senin 10 Feb 2014 06:51 WIB

Penanganan Gepeng di DIY Tunggu Raperda

Rep: Yulianingsih/ Red: Bilal Ramadhan
 Sejumlah gelandangan dan pengemis terjaring razia oleh Satpol PP di kawasan Blok M, Jakarta Selatan, Jumat (5/7).   (Republika/Yasin Habibi)
Sejumlah gelandangan dan pengemis terjaring razia oleh Satpol PP di kawasan Blok M, Jakarta Selatan, Jumat (5/7). (Republika/Yasin Habibi)

REPUBLIKA.CO.ID, YOGYAKARTA- Penanganan gelandangan pengemis (gepeng) di Kota Yogyakarta ke depan diharapkan lebih terpadu. Terutama dengan rencana disahkannya Rancangan Peraturan Daerah (Raperda) di DIY tentang penanganan gepeng pada pertengahan Februari nanti.

Kabid Rehabilitasi dan Masalah Sosial Dinas Sosial Tenaga Kerja dan Transmigrasi (Dinsosnakertrans) Kota Yogyakarta Octo Noor Arafat mengatakan selama ini penanganan gepeng dan anak jalanan (anjal) mengalami kesulitan karena lokasi berpindah-pindah. Terutama di daerah perbatasan. Menurutnya jika nanti Raperda Gepeng di DIY jadi disahkan akan memaksimalkan penanganan gepeng dan anjal di Kota Yogyakarta

“Jika Perda sudah disahkan, penanganan gepeng dan anjal bisa terpadu. Bisa mengatasi gepeng yang berpindah-pindah lokasinya,” kata Octo, Ahad (9/2) lalu.

Dalam draf Raperda itu juga akan mengatur sanksi bagi pemberi uang ke gepeng. Octo menjelaskan pemkot sendiri selama ini juga sudah memasang papan himbauan larangan memberikan uang ke pengemis dan anjal di jalan lokasi strategis. Desain papan himbauan juga diperbarui agar mudah dilihat dan dimengerti masyarakat.

Menurutnya selama ini dari gepeng dan anjal yang ditertibkan 90 persen berasl dari luar kota Yogyakarta. Anjal dan gepeng dari kota biasanya dari pemukiman kumuh di bantaran sungai seperti di daerah Bener. Penanganan anjal dari Kota Yogyakarta juga dibantu oleh Pekerja Sosial Masyarakat (PSM) untuk disampaikan ke orangtua anjal. Selain itu juga diberikan internvensi bantuan sosial.

“Kalau pengawasannya dengan perda yang akan disahkan, kami belum tahu. Tapi selama ini pengawasan gepeng dan anjal dilakukan Dinas Ketertiban. Kami berupaya membinanya di Panti Karya agar tidak turun ke jalan kembali,” ujarnya.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement