REPUBLIKA.CO.ID, NEW YORK -- Sekretaris Jenderal Perserikatan Bangsa Bangsa, Ban Ki-moon, mendesak Korea Utara untuk menindaklanjuti reuni yang direncanakan keluarga terpisah oleh Perang Korea.
Ban mengatakannya selama pembicaraan dengan kepala negara seremonial komunis itu, Kim Yong-Nam, pekan lalu.
Juru bicara PBB, Martin Nesirky, Selasa (11/2) mengatakan Ban telah bertemu dengan Ketua Parlemen Korea Utara, Kim Yong-Nam, di sela-sela Olimpiade Musim Dingin di Sochi pekan lalu. Keduanya membahas masalah reuni selama pembicaraan berlangsung lebih dari setengah jam.
"Mereka berbicara selama beberapa waktu, mungkin lebih dari setengah jam, yang tentu saja sangat tidak biasa," kata Nesirky.
Dalam pertemuan tersebut, Ban mendorong Kim untuk menindaklanjuti perjanjian mengenai reuni keluarga. ''Ini adalah masalah kemanusiaan," kata Nesirky.
Korea Utara pekan lalu mengatakan sedang mempertimbangkan kembali komitmennya terhadap acara reuni saat Korea Selatan-AS melakukan latihan militer bersama dan artikel-artikel 'fitnah' di media Korea Selatan.
Reuni untuk beberapa ratus kerabat berpisah itu telah dijadwalkan berlangsung antara 20-25 Februari menyusul pembicaraan langka antara kedua Korea pada 5 Februari.
Ban juga telah mengundang Kim untuk berpartisipasi dalam pertemuan puncak PBB tentang perubahan iklim yang akan berlangsung di New York pada 23 September. Nesirky menolak untuk mengungkapkan apakah undangan itu telah diterima.