REPUBLIKA.CO.ID, KIEV -- Jaksa Agung Ukraina Jumat mengatakan semua 234 pemerotes yang ditahan dalam unjuk rasa antipemerintah yang melanda negara itu telah dibebaskan -- seperti yang dituntut oposisi -- tetapi tuduhan-tuduhan terhadap mereka tetap berlaku.
"Sebanyak 234 orang itu ditahan antara 26 Desember dan 2 Februari. Tidak ada lagi yang ditahan," kata Viktor Pshonka dan menambahkan tuduhan-tuduhan terhadap mereka akan dicabut jika gedung-gedung yang kini diduduki para demonstran dikosongkan.
Presiden Viktor Yanukovyc, yang selama lebih dari dua bulan menghadapi aksi protes tanpa henti yang menuntut ia mundur, menandatangani satu undang-undang awal Februari menyetujui pemberian amnesti kepada semua pengunjuk rasa yang ditahan.
Tetapi ia menetapkan satu syarat -- bahwa para pemerotes harus megosongkan semua gedung publik yang mereka duduki, seperti balai kota Kiev dekat Taman Kemerdekaan, di mana para pengunjuk rasa berkemah yang merupakan lokasi anti-pemerintah yang dibarikade.
"Jika syarat-syarat bagi undang-undang amnesti dipenuhi ... semua tuduhan terhadap mereka akan dicabut dalam satu bulan: mulai 18 Februari, kata Pshonka.
Aksi protes meletus November setwlah Yanukovych menolak menandatangani satu perjanjian perdagangan penting dengan Uni Eropa dan malahan lebih mendekatkan hubungan dengan Rusia, yang membuat marah sebagian penduduk yang pro Uni Eropa.