REPUBLIKA.CO.ID, ISLAMABAD -- Perdana Menteri Pakistan Nawaz Sharif mengutuk pembunuhan 23 tentara oleh kelompok Taliban. Ia menyebut pembunuhan itu merupakan tindakan yang keji.
Sharif mengatakan kematian para tentara tersebut akan berdampak buruk pada perundingan perdamaian dengan Taliban. Sementara itu, mediator pemerintah telah membatalkan pertemuan dengan Taliban yang dijadwalkan akan diselenggarakan pada Senin (17/2) waktu setempat.
Dilansir dari BBC, kelompok militan tersebut menyatakan telah membunuh para tentara yang telah ditahan sejak 2010. "Pembunuhan itu berkaitan dengan pembunuhan 23 orang kami oleh tentara Pakistan sejak 28 Januari," kata Juru bicara Tehreek-e-Taliban Pakistan (TTP), Shahidullah Shahid.
Sementara itu, pejabat militer membantah tuduhan yang menyatakan bahwa anggota TTP telah dibunuh. "Mereka menggunakan propaganda ini untuk membenarkan aksi mereka," katanya.
Pihak Komite Negosiasi Taliban pun menyatakan kekecewaannya atas dibatalkannya pertemuan antara pemerintah dengan kelompok tersebut. Menurutnya, pertemuan itu sudah sangat dekat pada pembahasan gencatan senjata.
Sebelumnya, TTP telah mengaku bertanggung jawab dalam serangan bus kepolisian di Karachi yang menewaskan 13 anggota kepolisian. Sedangkan, kelompok yang berhubungan dengan TTP juga mengaku telah meledakkan bioskop di Peshawar yang menewaskan puluhan orang.