REPUBLIKA.CO.ID, BLITAR -- Sedikitnya puluhan pengungsi Gunung Kelud, Jawa Timur (Jatim) di Blitar, Jatim alami stres karena belum boleh pulang ke rumah masing-masing.
Ketua tim relawan kesehatan dari Kabupaten Blitar dr Hadi Siswoyo mengatakan, puluhan orang dari sekitar 1.000 orang pengungsi yang menempati gedung Sekolah Menengah Kejuruan (SMK) di Kecamatan Nglegok, Kabupaten Blitar mengalami penyakit stres.
“Dari data yang ada, terdapat puluhan pengungsi yang mengalami stress akibat belum bisa kembali pulang ke rumahnya,” katanya, Selasa (18/2).
Jumlah pasien itu bisa terus bertambah, karena hingga hari ini, para pengungsi banyak mendatangi pos kesehatan untuk memeriksakan kesehatannya. Para petugas kesehatan yang di tempatkan di pengungsian harus ekstra sabar untuk membantu memulihkan kesehatan jiwa para pengungsi.
Hadi menjelaskan, relawan kesehatan berusaha mengatasi berbagai macam penyakit tersebut dengan pemberian obat dan vitamin. “Tetapi kalau penyakit stress, kita bisa berikan saran untuk selalu mendekatkan diri dan pasrah kepada Tuhan untuk menghibur hati mereka,” ujarnya.
Selain stres, dia melanjutkan, pengungsi juga mengeluhkan berbagai macam penyakit seperti maag, sakit kepala, dan Infeksi Saluran Penyakit Akut (ISPA). Namun ia memastikan, untuk persediaan obat-obatan dan dokter diperkirakan sudah cukup dan pengiriman berasal dari Kabupaten Blitar. Bila keadaan pengungsi parah, pihaknya sudah siapkan ambulans juga untuk membawa pasien ke rumah sakit.
Salah satu pengungsi dari Kampung Anyar, Kecamatan Nglegok, Kabupaten Blitar bernama Wiji Astutik mengeluhkan dirinya yang berada di pengungsian. “Mbok kita diperbolehkan pulang. Kan sudah reda aktifitas Gunung Kelud,” ujarnya.