REPUBLIKA.CO.ID, KIEV -- Polisi Ukraina menggunakan meriam air pada Selasa untuk membubarkan pengunjuk rasa di tepi alun-alun Kiev yang telah mereka duduki.
Gambar-gambar televisi menunjukkan para pengunjuk rasa anti-pemerintah ditampilkan melemparkan bom-bom bensin, kembang api dan batu ke arah polisi antihuru-hara. Demonstran membakar tumpukan ban serta kayu untuk memblokir para petugas yang berusaha memasuki Independence Square.
Sembilan orang tewas dalam bentrokan di Kiev pada Selasa. ''Tujuh warga sipil dan dua polisi tewas,'' kata polisi.
Pada Selasa pagi, pemrotes anti-pemerintah menyerang polisi dengan menggunakan bom bensin di luar gedung parlemen. Dua kendaraan yang menghalangi jalan menuju parlemen dibakar oleh demonstran. Polisi menanggapi dengan granat kejut dan gas air mata guna memukul mundur massa.
Kanselir Jerman, Angela Merkel, pada Senin bertemu dengan dua pemimpin oposisi Ukraina sebagai tanda dukungan, tetapi tampaknya tidak memberikan dukungan konkret untuk permohonan sanksi-sanksi langsung mereka kepada Presiden Viktor Yanukovich.
Ukraina telah terpukul oleh kerusuhan tiga bulan berkaitan dengan korupsi pemerintahan Yanukovich yang dipicu oleh keputusannya untuk tidak mengejar perdagangan dan transaksi lain dengan Uni Eropa.
Oposisi Ukraina telah mendesak Uni Eropa untuk mendesak dukungan vokal demi perlawanan yang lebih demokratif.
Pada Senin, pihaknya juga mendesak Yanukovich untuk menerima pembatasan pada kekuasaannya yang akan memungkinkan untuk membentuk satu pemerintahan independen guna meredakan protes dan menyelamatkan perekonomian dari kehancuran.