Jumat 28 Apr 2023 10:31 WIB

Rusia tidak Ingin Gunakan Nuklir Walau Persiapkan Skenario Terburuk

Rusia mengecam keras pasokan senjata Barat ke Ukraina.

Rep: Dwina Agustin/ Red: Nidia Zuraya
Nuklir Rusia (ilustrasi). Juru bicara Kementerian Luar Negeri Rusia Maria Zakharova menyatakan pada Kamis (27/4/2023), Rusia tidak bermaksud untuk mengambil jalur eskalasi nuklir dalam kebuntuannya dengan Barat atas Ukraina.
Foto: BBC/Washington Post
Nuklir Rusia (ilustrasi). Juru bicara Kementerian Luar Negeri Rusia Maria Zakharova menyatakan pada Kamis (27/4/2023), Rusia tidak bermaksud untuk mengambil jalur eskalasi nuklir dalam kebuntuannya dengan Barat atas Ukraina.

REPUBLIKA.CO.ID, MOSKOW -- Juru bicara Kementerian Luar Negeri Rusia Maria Zakharova menyatakan pada Kamis (27/4/2023), Rusia tidak bermaksud untuk mengambil jalur eskalasi nuklir dalam kebuntuannya dengan Barat atas Ukraina. Hanya saja dia mengingatkan, pihak lain jangan menguji kesabaran Moskow.

"Kami akan melakukan segalanya untuk mencegah perkembangan peristiwa sesuai dengan skenario terburuk, tetapi tidak dengan mengorbankan kepentingan vital kami," kata Zakharova dikutip dari ArabNews.

Baca Juga

Komentar Zakharova ini mengikuti serangkaian peringatan oleh pejabat senior Rusia, termasuk Presiden Vladimir Putin. Mereka sebelumnya mengingatkan dukungan militer Barat untuk Ukraina meningkatkan risiko konflik nuklir yang dahsyat. Presiden Rusia mengatakan, negaranya akan menggunakan semua cara yang tersedia untuk melindungi diri dari agresor mana pun.

“Saya tidak merekomendasikan siapa pun yang meragukan tekad kami dan mengujinya dalam praktik,” ujar Zakharova.

Rusia mengecam keras pasokan senjata Barat ke Ukraina dan perluasan aliansi militer Pakta Pertahanan Atlantik Utara (NATO) lebih dekat ke perbatasannya. Finlandia yang memiliki perbatasan panjang dengan Rusia bulan ini menjadi anggota NATO ke-31.

"Mereka (Amerika Serikat) terus dengan sengaja melanggar kepentingan fundamental kami, dengan sengaja menimbulkan risiko dan meningkatkan taruhan dalam konfrontasi dengan Rusia...," kata Zakharova.

Mantan presiden Rusia Dmitry Medvedev mengatakan awal pekan ini, bahwa dunia sangat mungkin berada di ambang perang dunia baru. Sedangkan Putin menyebut perang 14 bulan di Ukraina sebagai pertempuran eksistensial dengan Barat yang agresif dan arogan.

Amerika Serikat dan sekutunya mengutuk serangan Rusia di Ukraina sebagai perampasan tanah. Ukraina telah berjanji untuk berperang sampai semua pasukan Rusia mundur dari wilayahnya dan retorika Rusia tentang perang nuklir dimaksudkan untuk mengintimidasi Barat agar membatasi bantuan militer.

BACA JUGA: Update Berita-Berita Politik Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement