REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Umat Islam di tanah air diharapkan tidak hanya menjadi penonton akan konflik sara yang terjadi di Afrika Tengah (CAR). Sebagaimana bukti bahwa umat Islam bersaudara, setiap muslim diharapkan ikut aktif mendukung saudara-saudara mereka yang dilanda musibah dengan cara yang proporsional.
Umat Islam yang ada ditanah air diharapkan bisa berperan aktif untuk mendorong pemerintah setempat untuk meniadakan tindakan represif. "Pemerintah harus bisa merekonsiliasi pihak-pihak yang terlibat dalam konfilik, tentunya dengan prinsip-prinsip keadilan," ujar Ketua DPP Muhammadiyah, Syafiq Mughni saat dihubungi Republika, Jumat (21/2).
Syafiq menyayangkan terjadinya konflik tersebut. Ia mengharapkan pemerintah setempat bisa melacak akar konflik tersebut dan menemukan solusi damai. "Kekerasan dalam persoalan apapun tidak bisa dibernarkan. Ini juga harus diselesaikan secepat mungkin," tuturnya.
"Seharusnya ini tidak terjadi karena masing-masing memiliki agama yang mengajarkan perdamaian dan nilai-nilai kemanusiaan," tambahnya.
Ketua MUI Amidhan menambahkan, muslim di berbagai belahan dunia bisa mendesak komisi HAM PBB untuk bertindak cepat dan mencermati betul kasus tersebut. "Komisi HAM PBB harus bertindak cepat, jangan sampai konflik ini meluas karena kemarahan dari belahan dunia lain," ujarnya kepada Republika, Jumat (21/2).
Menurt Amidhan, kedua agama memang berpotensi untuk konflik. Karena keduanya sama-sama agama dakwah yang menyebarkan ajarannya kepada orang lain. "Islam dan Kristen itu sama-sama agama misionaris. Sama-sama berusaha untuk menundukkan orang-orang yang sudah beragama. Itu berpotensi menimbulkan konflik," ujarnya
Amidhan menghimbau muslim tanah air ikut berdoa bagi muslim di Afrika Tengah tersebut. "Kita perlu memanjatkan doa dan melaksanakan qunut nazilah," ujarnya.
Amidhan menambahkan, umat Islam di tanah air jangan pula bertindak konyol dengan mengirim para mujahidin untuk ikut berjuang disana. Menurutnya, hal itu tidak akan menyelesaikan konflik yang terjadi, bahkan bisa memperparah keadaan. "Tidak perlu pula terpancing semangat dan mengirim mujahid. Habis energi kita kalau yang seperti itu," katanya.