Selasa 25 Feb 2014 18:08 WIB

Muslim Estonia di Bawah Bayang-Bayang Radikalisme (2-habis)

Muslim di Estonia.
Foto: Allaris.ru
Muslim di Estonia.

Oleh: Nashih Nashrullah      

Eksistensi umat pun diakui, misalnya diperbolehkan memiliki lahan pemakaman khusus Muslim.

Tak hanya itu, agama Islam juga tercantum sebagai agama resmi dalam konstitusi sejak tahun 1928.

Selain itu, mereka mendapat pekerjaan cukup baik di berbagai bidang profesi. Perdagangan berkembang pesat, demikian pula sektor pendidikan, banyak pelajar Muslim yang menimba ilmu di Universitas Tartu.

Polisi Keamanan Nasional Estonia menyatakan dalam laporan tahunan 2012, toleransi yang mucul dari mayoritas dan minoritas itu, memberikan dampak yang positif bagi pola keagamaan umat Islam itu sendiri.

Menurut Direktur Jenderal Polisi Keamanan Reaivo Aeg, tidak ada kecenderungan ke arah fundamentalisme dari komunitas Muslim di Estonia.   

Laporan itu juga menyebutkan, jumlah anggota komunitas Muslim yang berasal dari imigran belakangan kian tumbuh perlahan-lahan. Fenomena tersebut di satu sisi memang tidak masalah bila disertai dengan kemampuan beradaptasi dari para pendatang itu.

Sayangnya, kata Aeg, para imigran baru tersebut cenderung mengikuti praktik ritual yang terkesan rigid dan ketat serta potensial terhadap paham radikal dan fundamental, seperti paham Salafi. Gejala ini tentunya bisa menjadi ancaman bagi masa depan komunitas Muslim asli yang homogen dan cinta damai.

Tak menutup kemungkinan bila geliat ideologi itu menyebar, bisa memecah Muslim Estonia menjadi faksi-faksi yang saling berseberangan, bahkan bertikai. “Potensi itu tak bisa dilihat sebelah mata,” ujarnya.   

Aeg menambahkan, munculnya potensi radikalisme itu juga dipicu oleh akses beragam informasi di dunia maya. Tak jarang, sejumlah situs memberikan penafsiran yang salah terhadap Islam dan mempropagandakan kekerasan.

Ia pun memperingatkan, bila hal itu tak segera di atasi maka ke depan akan berdampak pada meluasnya radikalisme di tengah-tengah Muslim Estonia yang cinta damai.                                        

BACA JUGA: Ikuti News Analysis News Analysis Isu-Isu Terkini Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement