REPUBLIKA.CO.ID, KAIRO -- Ibrahim Mahlab yang tak lagi menjadi menteri perumahan, ditunjuk sebagai perdana menteri Mesir yang baru. Ia mendapat tugas membentuk pemerintahan setelah kabinet yang diangkat militer sebelumnya mengundurkan diri, tulis surat kabar negara Al Ahram pada Selasa.
Pemerintahan PM Hazem al-Beblawi mengundurkan diri secara massal Senin dan pengunduran itu terjadi mendadak menjelang pemilihan presiden yang tampaknya akan membawa Abdel Fatah al-Sisi, yang tak lagi menjadi menteri pertahanan dan pemimpin tentara ke puncak kekuasaan.
Mahlab telah bertemu dengan Presiden sementara Adly Mansour, yang "secara resmi menugaskan (saya) membentuk satu pemerintahan baru," kata Mahlab seperti dilansir harian itu. Mahlab, seorang insinyur, adalah anggota Partai Demokratik Nasional (NDP) pimpinan Hosni Mubarak, yang digulingkan revolusi yang diilhami Musim Semi Arab pada 2011 setelah dia berkuasa selama 30 tahun.
Mahlab juga ditunjuk Majelis Tinggi Parlemen (Dewan Syura), pada tahun 2010. Mahlab, yang berusia 60-an tahun, merupakan pernah mengepalai Perusahaan Kontraktor Arab milik negara, konglomerat konstruksi terkemuka di Timur Tengah dan Afrika Utara. Dia memimpin perusahaan itu selama 11 tahun, kata Al Ahram.
Sejumlah jembatan dan berbagai proyek lainnya di Kairo dibangun perusahaan itu. Mahlab mengundurkan diri dari perusahaan itu pada September 2012. Perdana menteri baru tersebut mengatakan Selasa pemerintahnya akan bekerja "melumpuhkan terorisme" dan berharap akan membentuk kabinet baru dengan cepat.
"Kami akan bekerja sama untuk memulihkan keamanan dan keselamatan bagi Mesir dan melumpuhkan terorisme di semua peloisok negeri," kata Mahlab dalam jumpa pers setelah Presiden Mansour memintanya membentuk pemerintahan baru.