REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA-- Stasiun Manggarai merupakan salah satu stasiun dengan lalu lintas kereta api dengan jadwal pengoperasian cukup padat, yaitu tujuh lajur. Ironisnya, tidak ada fasilitas jembatan penyeberangan khusus untuk penumpang.
Akibatnya penumpang transit yang hendak pindah kereta harus melalui perlintasan kereta api. Tentunya kondisi ini sangat membahayakan para penumpang yang hendang menyebrang mengganti kereta. "Ada kereta berhenti pas ditengah perlintasan pejalan kaki, sehingga terpaksa harus melintas melewati perlintasan rel kereta," kata salah satu penumpang KRL asal Bogor, Rizafan sufi thoriki, Kamis (27/2).
Dia menjelaskan, nekad menyeberangi perlintasan kereta. Pasalnya jalur pejalan kaki tertutup karena ada kereta yang berhenti. "Mau nggak mau saya nyeberang rel turun dari peron. Karena kalau nunggu kereta jalan, kelamaan. Keburu kereta yang mau saya tumpangi jalan," ujar Riki.
Berdasarkan pantauan Republika, sejumlah penumpang kereta api di Stasiun Manggarai nekad melintasi rel kereta dengan kondisi yang cukup licin karena gerimis. Meskipun dalam keadaan gerimis sejumlah penumpang terpaksa melintas harus cepat sampai di tempat kerja masing-masing.
Riki mengatakan, harus berpindah kereta tujuan Bekasi untuk mencapai tempat kerjanya. Setiap hari, dia dan ratusan penumpang lainnya melakukan hal yang serupa. Dia berharap, kedepan, pemerintah membangun penyeberangan 'underpass' atau jembatan layang.
"Kayak di Stasiun Senen ada underpassnya, jadi penumpang aman, kereta juga tidak terganggu," harap Riki.