Jumat 28 Feb 2014 16:01 WIB

41 Rumah 'Esek-Esek' di Cileungsi Digusur Paksa

Rep: c64/ Red: Bilal Ramadhan
Prostitusi - ilustrasi
Foto: Antara
Prostitusi - ilustrasi

REPUBLIKA.CO.ID, CILEUNGSI-– Pada 26 Februari lalu aparat Satpol PP, Linmas, polisi setempat, dan petugas Kecamatan Cileungsi menggusur rumah-rumah yang dijadikan tempat interaksi prostitusi. Terdapat 41 rumah prostitusi yang digusur oleh aparat dua hari yang lalu.

“Sekitar jam dari jam 10.00-14.00 WIB penggusuran rumah-rumah prostitusi itu dilakukan oleh Tim Gabungan Kabupaten Bogor,” kata Adi Henryana, Sekretaris Camat Kecamatan Cileungsi, Kabupaten Bogor, Jawa Barat, Jumat (28/2).

Henryana menlanjutkan bahwa, kami menggunakan satu Buldozer untuk merubuhkan bangungan-bangunan itu. Para penghuninya pun sudah tidak ada ditempat. Penggusuran ini dilakukan karena sampai pada Surat Peringatan ke tiga telah diberikan tetapi pemilik tidak mau merubuhkan tempatnya.

Jadi, para petugas keamanan Kecamatan Cileungsi begegas untuk merubuhkan bangunan tersebut. “Sebelumnya kami sudah mengirimkan SP satu, SP dua, dan SP tiga kepada para pemilik tempat-tempat tersebut dan setiap SP kami beri waktu selama seminggu,” tegas Heryana.

“Tempat-tempat yang digusur oleh kami adalah Pule, Zalur, Anggrek, Gang Coklat dan beberapa rumah prostitusi lainnya. Kurang lebih sekitar 41 rumah prostitusi yang kami gusur,” kata Heryana, saat ditemui Republika di kantornya Kecamatan Cileungsi.

Jumlah 41 rumah prostitusi itu adalah tempat yang terdata oleh pihak Sat Pol PP. Selain jumlah itu masih terdapat beberapa rumah prostitusi yang tidak terdata karena bekedokkan rumah warga. “41 rumah prostitusi itu terdata oleh kami, tapi mungkin ada beberapa rumah prostitusi lain yang berkedok rumah warga biasa dan itu sulit kami lacak,” lanjut Heryana.

Adi Henryana menambahkan bahwa, rencananya Kecamatan Cileungsi dan Kabupaten Bogor beserta warga sekitar akan membangun pos-pos penjagaan disetiap gang dan gedung Islamic Centre. Rencana tersebut diagendakan bertujuan untuk mengubah wilayah Desa Limusnunggal yang jadinya tempat prostitusi menjadi tempat menimba ilmu agama.

“Kami merencakan untuk membangun pos-pos pengamanan dan penjagaan yang nantinya akan bekerja sama dengan warga sekitar dan akan segera kami dirikan dalam waktu sebulan ini. Sedangkan, untuk pembangunan Islamic Centre sudah kami ajukan kepada Kabupaten dan tinggal menunggu proses berikutnya.”

Seberapa tertarik Kamu untuk membeli mobil listrik?

  • Sangat tertarik
  • Cukup tertarik
  • Kurang tertarik
  • Tidak tertarik
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement