REPUBLIKA.CO.ID, CIBINONG -- Sebagai lembaga pemasyarakatan (Lapas) percontohan nasional, Lapas Pondok Rajeg memiliki motto Lapas Pondok Rajeg adalah Lapas “Berdasi” yaitu bersih,damai, dan Sigap. ''Saya bertekad menjadikan Lapas Pondok Rajg, Lapas yang bersih dari narkoba, bersih dari pungli, bersih lingkungan, dan juga bersih dari hal-hal yang tidak sesuai dengan tugas dan fungsihnya,'' ujar Kalapas Pondok Rajeg, Rudi CH, Ahad (2/3).
Berdasarkan pantauan dan informasi yang di peroleh Republika, Lapas Pondok Rajeg berlokasi di RT 1/RW 5, Kampung Pondok Rajeg, Kelurahan Pondok Rajeg, Kecamatan Cibinong, Kabupaten Bogor, Jabar. Lapas ini dibangun sejak 2005 dan mulai beroperasi pada 2008.
Kapasitas Lapas Pondok Rajeg seluas tiga hektare ini hanya untuk 950 orang, namun saat ini menampung sebanyak 1.069 narapidana. ''Hanya sedikit Over kapasitas, tapi sebenarnya cukup jika tidak ada warga binaan dari Depok,'' tegas Rudi.
Lapas yang berada di perbatasan Kabupaten Bogor dan Kota Depok ini memiliki empat blok, yakni Blok A, B, C, dan D. Keberadaan Lapas Pondok Rajeg cukup terpencil. Dari jalan utama yakni Jalan Raya Pondok Rajeg jarak tempuhnya kurang lebih dua kilometer. Selain cukup jauh dari jalan utama, Lapas itu berada di sekitar area Taman Makam Pahlawan Pondok Rajeg dan sebagian bangunan dikelilingi Sungai Ciliwung. Suasana dan kondisi Lapas cukup bersih dan terawat.
Selain itu, ruang tunggu Lapas Pondok Rajek juga tampak bersih dan nyaman, begitu juga dengan sel-sel tahanannya. Untuk satu blok di Lapas Pondok Rajeg, jumlah kamar ata ruang sel berbeda-beda. Ada yang lebih dari 20 sel. Dan untuk satu selnya rata-rata diisi 12 orang. Sedangkan untuk satu bloknya, rata-rata diisi sekitar 250 orang narapidana atau warga binaan.
Untuk pengamanan Lapas juga tidak begitu ketat, ada enam pos pengamanan pemantau yang tingginya mencapai 12 meter. Dua diantaranya berada di bagian depan yakni sayap kiri dan kanan. Sedangkan empat lainnya berada di bagian belakang.
Tembok Lapas setinggi hampir tujuh meter. Tembok yang dibagian luar di belakang Lapas yang tidak jauh dari sepadan Sungai Ciliwung dilapisi pembatas dengan batu kali (turap) setebal hampir 40 centimeter. Namun sayang beberapa titik turap saat ini dalam kondisi ambrol dan beberapa bagian turap itu terbawa arus air sungai Ciliwung.
''Robohnya sudah terjadi beberapa waktu lalu. Penyebab robohnya turap itu diduga karena hujan yang akhir-akhir ini terjadi dan pondasi tidak kuat menahan terjangan aliran air Sungai Ciliwung,'' tutur Rudi yang menambahkan, pihaknya menjamin robohnya turap tembok Lapas tidak berpengaruh pada warga binaan yang ada didalam Lapas, sebab pengamanan masih ada beberapa tembok pelapis di dalam Lapas yang cukup kuat.