REPUBLIKA.CO.ID, BERLIN -- Perdana Menteri baru Ukraina, Arseniy Yatsenyuk, bersumpah bahwa negaranya tidak akan pernah menyerahkan titik-api semenanjung Krimea untuk menghadapi agresi Rusia. Demikian menurut satu wawancara dengan harian Bild Jerman.
"Tetangga Rusia telah melakukan tindakan agresi yang tak bisa dibenarkan pada wilayah nasional kami tanpa alasan, (tetapi) republik otonom Krimea adalah dan akan tetap menjadi wilayah Ukraina," kata Yatsenyuk seperti dikutip dalam artikel yang diterbitkan Selasa.
Komentar-komentar itu muncul saat Ukraina menuduh Rusia mengerahkan semakin banyak tentaranya ke Krimea. Aksi yang mendorong meluasnya tindakan yang dikutuk Amerika Serikat dan Uni Eropa.
Barat memperingatkan sanksi-sanksi terhadap Moskow jika gagal untuk meredakan ketegangan-ketegangan.
Krimea, yang telah menjadi pangkalan Armada Laut Hitam Rusia sejak abad ke-18, kini berada di bawah de facto pendudukan pasukan yang didukung Moskow yang telah mengambil alih gedung-gedung pemerintah dan memblokir pasukan Ukraina di dalam barak-barak mereka di semenanjung, suatu wilayah yang didominasi etnis Rusia.