REPUBLIKA.CO.ID, Upaya untuk menjaga anak-anak ini perlu melibatkan semua pihak. Ia juga sepakat peran pengasuhan orang tua perlu lebih ditingkatkan lagi untuk mengantisipasi hal semacam itu terjadi.
“Orang tua tentunya harus mengetahui ke mana anak-anak mereka bermain. Jangan dibiarkan begitu saja karena inilah yang bisa menjadi penyebab kekerasan maupun kejahatan kepada mereka,” Nia menjelaskan.
Sementara itu, Any, aktivis anak Kusuma Dewi menilai, anak-anak merupakan makhluk yang lemah jika dibandingkan orang dewasa. Terkadang, orang yang lebih dewasa merasa lebih kuat sehingga menyebabkan terjadinya perlakuan yang tidak semestinya kepada anak-anak.
“Orang-orang yang seharusnya melindungi dan mengayomi, justru berbuat sebaliknya,” kata wanita yang akrab disapa Bunda Any ini.
Wanita yang aktif bergelut melakukan pendidikan terhadap anak-anak jalanan ini mengatakan, faktor kemiskinan menjadi salah satu penyebabnya. Lalu, kejahatan pun sangat besar terjadi kepada anak-anak yang terbiasa hidup di jalanan.
“Tegakkan hukum, berikan hukuman seberat mungkin untuk para penjahat semacam ini. Lindungi anak-anak, siapa pun mereka. Masalah ini tentunya tetap menjadi tanggung jawab kita bersama,” kata pendiri Yayasan Tri Kusuma Bangsa itu.
Peran aktif ulama
Kejahatan dan kekerasan yang dialami anak-anak tidak hanya menjadi tanggung jawab pemerintah saja. Ulama diminta juga berperan aktif dalam mengurangi penyebab terjadinya kejahatan tersebut.
“Dalam hal ini peran ulama adalah selalu mengingatkan umat, terutama para orang tua, supaya mereka bisa menjaga anak-anak mereka jangan sampai lost control,” kata salah seorang pengurus Majelis Ulama Indonesia (MUI) Pusat Mafri Amir.
Mafri yang juga aktif sebagai dosen di Universitas Islam Negeri (UIN) Syarif Hidayatullah Jakarta mengatakan, dalam Alquran dan hadis secara tegas diminta agar para orang tua bisa menjaga anak-anak yang diberikan kepada mereka.
Dalam salah satu dialog yang pernah dilakukan oleh Nabi Yakub, Mafri menjelaskan, pernah disampaikan agar para orang tua itu menaruh perhatian yang besar kepada anak-anaknya jika ia sudah meninggal. Ia juga menyebut peran seorang ibu sebenarnya jauh lebih besar dibandingkan ayah untuk menjaga anak-anaknya.
“Dalam hadis bahkan disebutkan bahwa ibu itu bertanggung jawab tiga kali lipat lebih besar dibandingkan ayah untuk menjaga anaknya. Sayangnya, hal tersebut terkadang kerap diabaikan oleh ibu.”
Mafri menyayangkan meningkatnya angka kejahatan dan kekerasan terhadap anak. Persoalan ini bukan hanya menjadi tanggung jawab pemerintah saja, melainkan ulama juga seharusnya bisa berperan serta mengatasi persoalan tersebut.
Namun demikian, ia sangat berharap agar pemerintah bisa memberikan hukuman dan saksi yang tegas kepada para pelaku kejahatan terhadap anak-anak. “Perlu diberikan hukuman yang keras kepada mereka. Anak-anak itu adalah masa depan kita, jadi untuk kasus semacam ini, pemerintah harus bisa lebih tegas,” ujar Mafri.