Kamis 06 Mar 2014 15:07 WIB

Lawan Asap, Warga Shalat Istisqa

Umat Muslim saat melaksanakan shalat Istisqa atau shalat sunah minta hujan.
Foto: Antara/Arief Priyono
Umat Muslim saat melaksanakan shalat Istisqa atau shalat sunah minta hujan.

REPUBLIKA.CO.ID, DUMAI -- Warga Kota Dumai bersorak gembira. Mereka bersyukur karena hujan deras turun dari langit.

Curahan hujan yang mengguyur kota di Kepulauan Riau itu, beberapa waktu lalu, membantu memadamkan kebakaran hutan dan lahan yang sudah terjadi sekitar sebulan.

Naning, warga Kelurahan Bukit Timah, Dumai, mengaku, melihat banyak warga berlarian ke luar rumah untuk menikmati hujan sore yang lama tidak turun. Sebagian kaum ibu lantas  menampung air hujan ke ember-ember.

"Masyarakat di sini sangat bergembira karena akhirnya hujan turun dengan deras dan banyak yang keluar rumah untuk mandi dan menampung air rahmat dari Allah ini," kata Naning.

Dia mengungkapkan, banyak kebakaran lahan yang terjadi, akhir-akhir ini. Asap yang ditimbulkan pun membuat banyak warga setempat yang merasakan sakit sesak napas dan tenggorokan karena ratusan hektare lahan terbakar.

Warga kelurahan di Kecamatan Dumai Selatan ini merasa bersyukur karena dihindarkan dari musibah kabut asap akibat kebakaran hutan dan lahan.

Menurutnya, rahmat hujan yang turun di kawasan pinggiran Kota Dumai tersebut merupakan fenomena alami dan bukan rekayasa cuaca pemerintah untuk mengupayakan hujan buatan.

"Sebelum hujan, cuaca di sini sangat mendung dan sempat mengeluarkan bunyi gemuruh di langit dan kami berharap dapat memadamkan api yang membakari lahan perkebunan kelapa sawit di sini," ujar Naning.

Di perkotaan, saat ini kondisi kabut asap sudah mulai menipis dan cuaca tampak mendung dengan hujan gerimis yang mulai turun.

"Mudah-mudahan, hujan juga turun di sini karena air sumur di rumah sudah kering dan kami kesulitan mencari air untuk keperluan sehari-hari," kata Anto, warga Jalan Sukajadi.

Turunnya hujan menjadi berkah usai shalat Istisqa berjamaah yang dijalankan Pemerintah Kota Dumai, ulama, dan warga setempat. Warga berbondong-bondong sujud memohon meminta hujan untuk menyapu asap.

Kemarin, Pemkot Dumai kembali melaksanakan ritual tersebut. Ratusan umat Islam tampak mengikuti pelaksanaan shalat Istisqa berjamaah dalam rangka meminta petunjuk dan rahmat hujan dari Allah SWT.

Shalat meminta hujan ini dilaksanakan di Lapangan Taman Bukit Gelanggang, Jalan HR Subrantas, dan dipimpin Ketua Majelis Ulama Indonesia (MUI) Dumai Lukman Syarif.

Seperti pekan lalu, shalat diselenggarakan sebagai upaya untuk penanggulangan bencana kabut asap dampak kebakaran lahan. Acara tersebut dihadiri forum pimpinan daerah dan Sekda Dumai Said Mustafa.

Ketua MUI Lukman Syarif menyampaikan, sebelum melaksanakan shalat Istisqa. Umat Islam telah berpuasa selama tiga hari.

"Kita memohon ampun atas segala kesalahan dan dihilangkan derita dari kabut asap yang telah mencemari udara Dumai dalam beberapa waktu belakangan ini," terang Lukman.

Menurutnya, jika manusia terus melakukan perbuatan dosa, akan mendatangkan murka dan amarah Allah SWT. Oleh karena itu, hendaknya umat harus kembali ke jalan yang benar dan menghindaalri melanggar perintah-Nya.

"Kita harus berbuat baik dan introspeksi diri terhadap segala kesalahan dan dosa yang diperbuat serta jangan membuat kerusakan agar kita terhindar dari murka dan azab dari-Nya karena kita hanya umat yang lemah dan tak berdaya," ujarnya.

Dia mengajak jamaah shalat Istisqa untuk menengadahkan tangan dan meminta dengan sebenar-benarnya permohonan kepada Allah SWT supaya menghentikan derita manusia dan menurunkan hujan rahmat yang menyegarkan udara dan menyehatkan lingkungan.

sumber : antara
BACA JUGA: Ikuti Serial Sejarah dan Peradaban Islam di Islam Digest , Klik di Sini
Advertisement
Yuk Ngaji Hari Ini
وَلَقَدْ اَرْسَلْنَا رُسُلًا مِّنْ قَبْلِكَ مِنْهُمْ مَّنْ قَصَصْنَا عَلَيْكَ وَمِنْهُمْ مَّنْ لَّمْ نَقْصُصْ عَلَيْكَ ۗوَمَا كَانَ لِرَسُوْلٍ اَنْ يَّأْتِيَ بِاٰيَةٍ اِلَّا بِاِذْنِ اللّٰهِ ۚفَاِذَا جَاۤءَ اَمْرُ اللّٰهِ قُضِيَ بِالْحَقِّ وَخَسِرَ هُنَالِكَ الْمُبْطِلُوْنَ ࣖ
Dan sungguh, Kami telah mengutus beberapa rasul sebelum engkau (Muhammad), di antara mereka ada yang Kami ceritakan kepadamu dan di antaranya ada (pula) yang tidak Kami ceritakan kepadamu. Tidak ada seorang rasul membawa suatu mukjizat, kecuali seizin Allah. Maka apabila telah datang perintah Allah, (untuk semua perkara) diputuskan dengan adil. Dan ketika itu rugilah orang-orang yang berpegang kepada yang batil.

(QS. Gafir ayat 78)

Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement