REPUBLIKA.CO.ID, TRIPOLI -- Perdana Menteri Libya Ali Zeidan kehilangan kepercayaan Kongres Nasional, setelah tanker minyak yang dikuasai pemberontak berhasil menembus blokade laut pasukan Libya. Selasa (11/3), Parlemen mengumpulkan suara untuk menggulingkan Zeidan atas kegagalannya tersebut.
Kongres Umum Nasional Libya mengeluarkan mosi tak percaya pada Perdana Menteri Ali Zeidan. Kemarahan parlemen tumbuh setelah kegagalan pemerintah, menghentikan ekspor minyak yang dilakukan pemberontak di Libya Timur.
Mereka memutuskan untuk memberhentikan Zeidan dari jabatannya sebagai perdana menteri.Mosi tak percaya telah disetujui oleh 124 dari 194 anggota parlemen. Lebih empat suara dari mayoritas suara yang diperlukan.
Pemungutan suara dilakukan pada Selasa, beberapa jam setelah kapal tanker yang membawa minyak pemberontah melarikan diri. Anggota Parlemen Suleiman al-Zubi mengatakan pada kantor berita AFP, Menteri Pertahanan Abdullah al-Thinni ditunjuk sebagai Perdana Menteri sementara Libya.
Ia akan menjabat selama dua pekan, sebelum disepakati siapa pengganti permanen Zeidan.Sementara itu, Jaksa Agung Libya telah mengeluarkan larangan perjalanan pada Zeidan. Menurut sebuah dokumen yang dipublikasikan di halaman Facebook kantornya, Zeidan diduga terlibat dalam penggelapan dana publik.