Kamis 13 Mar 2014 11:33 WIB

LPNU: Indonesia Berdaulat dengan Tiga Pilar

Rep: Muhammad Ibrahim Hamdani/ Red: Chairul Akhmad
Nahdlatul Ulama
Nahdlatul Ulama

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA – Sebagai salah satu pendiri bangsa dan organisasi kemasyarakatan (ormas) Islam terbesar di Indonesia Nahdlatul Ulama (NU) berkepentingan untuk mewujudkan Indonesia yang sejahtera, maju dan berkeadilan.

Sekretaris Lembaga Perekonomian NU (LPNU) Muhammad Solechan mengatakan, dalam membangun peradaban bangsa Indonesia, NU menggunakan tiga asas. Yaitu, Nahdlatul Wathan atau gerakan cinta tanah air dan kebangsaan Indonesia; Tashwirul Afkar atau gerakan khazanah/ intelektualisme pemikiran ulama; Nahdlatut Tujjar atau gerakan perdagangan dan ekonomi.

“Dengan landasan tiga pilar itu, NU ingin mewujudkan negara yang berdaulat bersama-sama dengan pemerintah dan komponen bangsa Indonesia lainnya,” ujar Solechan usai diskusi bulanan Nahdlatul Ulama (NU) di Jakarta, Rabu (12/3) malam.

Kedaulatan ini, menurut dia, akan bertumpu pada pemikiran kebangsaan yang maju dan gerakan ekonomi yang mapan. NU akan berkhidmat dalam proses transformasi menuju ketahanan pangan nasional atau bidang pertanian.

Jadi, kata Solechan, semua konstruksi peran strategis NU khususnya LPNU, diarahkan untuk mewujudkan sistem tata niaga dan perdagangan yang berkeadilan. NU juga ingin berpartisipasi aktif dalam sistem perekonomian Indonesia yang prorakyat.

“Dalam perekonomian yang prorakyat dan berkeadilan, tidak ada kesenjangan sosial-ekonomi yang terlalu tinggi antara rakyat yang miskin dan yang kaya. Jadi, harus ada pemerataan ekonomi.”

Untuk mewujudkan cita-cita NU dan banga Indonesia ini, diperlukan pemimpin Indonesia masa depan yang adil dan amanah.

BACA JUGA: Update Berita-Berita Politik Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini
Advertisement
Yuk Ngaji Hari Ini
۞ وَلَقَدْ اَخَذَ اللّٰهُ مِيْثَاقَ بَنِيْٓ اِسْرَاۤءِيْلَۚ وَبَعَثْنَا مِنْهُمُ اثْنَيْ عَشَرَ نَقِيْبًاۗ وَقَالَ اللّٰهُ اِنِّيْ مَعَكُمْ ۗ لَىِٕنْ اَقَمْتُمُ الصَّلٰوةَ وَاٰتَيْتُمُ الزَّكٰوةَ وَاٰمَنْتُمْ بِرُسُلِيْ وَعَزَّرْتُمُوْهُمْ وَاَقْرَضْتُمُ اللّٰهَ قَرْضًا حَسَنًا لَّاُكَفِّرَنَّ عَنْكُمْ سَيِّاٰتِكُمْ وَلَاُدْخِلَنَّكُمْ جَنّٰتٍ تَجْرِيْ مِنْ تَحْتِهَا الْاَنْهٰرُۚ فَمَنْ كَفَرَ بَعْدَ ذٰلِكَ مِنْكُمْ فَقَدْ ضَلَّ سَوَاۤءَ السَّبِيْلِ
Dan sungguh, Allah telah mengambil perjanjian dari Bani Israil dan Kami telah mengangkat dua belas orang pemimpin di antara mereka. Dan Allah berfirman, “Aku bersamamu.” Sungguh, jika kamu melaksanakan salat dan menunaikan zakat serta beriman kepada rasul-rasul-Ku dan kamu bantu mereka dan kamu pinjamkan kepada Allah pinjaman yang baik, pasti akan Aku hapus kesalahan-kesalahanmu, dan pasti akan Aku masukkan ke dalam surga yang mengalir di bawahnya sungai-sungai. Tetapi barangsiapa kafir di antaramu setelah itu, maka sesungguhnya dia telah tersesat dari jalan yang lurus.”

(QS. Al-Ma'idah ayat 12)

Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement