Jumat 14 Mar 2014 22:16 WIB

Persahabatan Tak Sekadar Main (2-habis)

Rep: Erdy Nasrul/ Red: Chairul Akhmad
Ilustrasi
Foto: Wordpress.com
Ilustrasi

Apa pandangan Islam soal persahabatan?

Persahabatan positif dibangun berdasarkan rasa persaudaraan. Ada rasa saling mengingatkan agar satu dan lainnya sama-sama melakukan kebaikan. Ada upaya peningkatan iman bersama-sama sehingga tidak masuk surga sendirian. Inilah yang disebut Allah SWT bahwa sesungguhnya orang beriman bersaudara atau innamal mu’minuna ikhwah.

Kemudian tercipta rasa tolong-menolong dalam kebaikan. Saat ada yang kesusahan, misalkan kekurangan uang untuk membeli beras, teman datang menolong dengan memberikan uang. Ini baru namanya pertemanan. Teman yang baik adalah yang hadir pada saat kesusahan.

Persahabatan dalam Islam tidak main-main. Maknanya adalah persaudaraan. Harus saling membantu untuk sama-sama menuju ketakwaan, bukan kemungkaran. Persaudaraan harus membantu berdakwah, bukan bermaksiat.

Salah satu nikmat Ilahi yang Allah berikan kepada manusia adalah rasa sosial dan kebutuhan untuk bergaul dengan orang lain dan menjalin hubungan persahabatan dengan anggota masyarakat. Orang yang memiliki teman yang baik dan memanfaatkan hubungan itu dengan benar dan logis akan memiliki kehidupan individu dan sosial yang lebih baik.

Rasulullah SAW dalam banyak kesempatan menekankan untuk memilih sahabat dan kawan dengan benar. Misalnya, dalam hadis disebutkan bahwa beliau bersabda,  “Manusia beragama seperti sahabatnya. Karena itu, hendaknya dia teliti dengan siapa dia menjalin persahabatan.”

Hadis ini menerangkan sejauh mana pengaruh seorang kawan sehingga bisa memengaruhi keberagamaan sahabatnya. Dalam hadis disebutkan, “Sahabat yang baik lebih baik dari kesendirian dan kesendirian lebih baik dari sahabat yang buruk.”

Islam menekankan kepada kita untuk teliti dalam memilih kawan dan sahabat. Oleh karena itu, kecintaan kepada seseorang tidak lantas meniscayakan jalinan persahabatan. Sebab, untuk bersahabat, kita harus melihat dengan teliti dari mana munculnya kecintaan itu dan apakah orang tersebut layak untuk dijadikan sahabat.

Imam Ali bin Abi Thalib berkata, “Orang yang menjalin persahabatan setelah teliti dalam memilih sahabat maka persahabatannya akan langgeng dan kokoh.”

Apa solusi agar persahabatan tidak negatif?

Pertama, orang tua harus berfungsi maksimal mendidik anak-anaknya. Sempatkanlah sedikit waktu untuk mengontrol mereka sehari-hari. Kemudian, lingkungan sekitar harus dikondisikan untuk selalu baik. Artinya, lingkungan jangan sampai menjadi tempat melakukan kejahatan dan maksiat. Lingkungan buruk akan melahirkan keburukan juga.

Kedua, mari bersama-sama menciptakan lingkungan yang baik. Namanya kebaikan pasti akan menciptakan pribadi-pribadi yang baik. Kalau pribadi yang baik berkumpul dan berteman, tentu mereka berteman dalam kebaikan.

BACA JUGA: Update Berita-Berita Politik Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement